Panduan Belajar
Kitab Suci
Perjanjian Baru.

Rasul, Bagian 1

Pentingnya pesan-pesan ini dan sulitnya mempelajarinya

Dari semua penulis suci Perjanjian Baru, Rasul Paulus, yang menulis sebanyak empat belas surat, bekerja paling keras dalam penjelasan tertulis tentang ajaran Kristen. Menurut pentingnya konten mereka, mereka disebut beberapa "Injil kedua" dan selalu menarik perhatian para Bapa Suci Gereja dan musuh-musuh Kekristenan. Para Rasul sendiri, seperti yang kita lihat dari pesan konsili Rasul Suci Petrus, tidak mengabaikan ciptaan-ciptaan yang membangun dari saudara “tercinta” mereka, yang lebih muda dalam hal pertobatan kepada Kristus, tetapi setara dengan mereka dalam semangat pengajaran dan kasih karunia- hadiah yang terisi (2 Ptr ​​3:15-16) . Banyak Bapa dan Pujangga Gereja yang terlibat dalam penafsiran pesan-pesan Rasul Paulus. Sebagai tambahan yang perlu dan penting bagi ajaran Injil, surat-surat Rasul Paulus harus menjadi bahan kajian yang paling cermat dan tekun oleh setiap teolog Kristen.
Pada saat yang sama, kita tidak boleh melupakan ketinggian dan kedalaman pemikiran teologis Rasul suci, dan orisinalitas ekspresi, yang kadang-kadang mencapai titik yang tidak dapat dipahami dan menghentikan para penafsir Kitab Suci yang hebat seperti St. . John Chrysostom, Beato Jerome dan Beato Agustinus. Pesan-pesan ini mencerminkan pembelajaran ekstensif dan keakraban St. Rasul Paulus dengan Kitab Suci Perjanjian Lama, serta kedalaman pengungkapan ajaran Kristus Perjanjian Baru, yang buahnya adalah serangkaian kata-kata baru dan perkataan yang bersifat dogmatis atau bermoral, yang secara eksklusif dimiliki oleh Rasul Suci Paulus, seperti, "kebangkitan bersama"(Kol 2:12), "untuk disalibkan bersama Kristus"(Gal 2:19), "kenakan Kristus"(Gal 3:27) "menunda orang tua itu"(Kol 3:9), "diselamatkan oleh pemandian kelahiran kembali"(Titus 3:5), "hukum ruh kehidupan"(Rm 8:2), “di dalam anggota tubuhku… ada hukum lain yang berperang melawan hukum pikiran”(Rm 7:23), dll. Setiap pesan mengandung kebenaran doktrin dan ajaran moral Kristen, karena agama Kristen sendiri tidak hanya dikenal keyakinan- pengenalan kebenaran yang diketahui oleh pikiran, tetapi yang pasti kehidupan dengan iman, sesuai dengan iman ini.

Hubungan antara ajaran Rasul Paulus dengan kehidupannya

Surat-surat Rasul Paulus adalah buah dari semangat kerasulannya; ajaran-ajarannya yang tertuang di dalamnya merupakan cerminan utuh dari kehidupannya. Oleh karena itu, untuk lebih memahami pesan-pesannya, seseorang harus mempelajari kehidupannya dengan baik dan memahami karakter batin dari kepribadiannya. Untuk melakukan ini, tidak perlu menganalisis semua detail kehidupannya, yang kita ketahui dari kitab Kisah Para Rasul, tetapi kita hanya perlu memikirkan sisi dalam kehidupannya dan memahami fakta-fakta yang menurutnya. sesuai dengan instruksi Rasul sendiri, menjadi sumber baginya untuk menyelesaikan banyak masalah dogma dan ajaran Kristen tentang moralitas Kristen.

Kehidupan dan kepribadian Santo Rasul Paulus

“Aku adalah Rasul yang paling hina, dan aku tidak layak disebut Rasul, karena aku telah menganiaya gereja Tuhan. Namun oleh kasih karunia Tuhan aku adalah diriku yang sekarang; dan kasih karunia-Nya kepadaku tidak sia-sia.”(1 Kor 15:9-10) - beginilah ciri khas orang besar "Rasul Bahasa"(julukan yang digunakan Rasul Paulus untuk memasuki sejarah Gereja Kristen). Secara alamiah ia diberkahi dengan kemampuan mental yang kaya, ia dibesarkan dan dilatih menurut aturan-aturan Farisi yang ketat dan, dalam kata-katanya sendiri, berhasil dalam Yudaisme lebih dari banyak rekan-rekannya, karena ia sangat fanatik terhadap tradisi kebapakannya (Gal. 1:14 ). Ketika Tuhan, yang memilih dia dari rahim ibunya, memanggilnya untuk pelayanan Apostolik, dia mencurahkan seluruh energinya, seluruh kekuatan semangatnya yang besar untuk memberitakan nama Kristus di antara orang-orang kafir di seluruh dunia budaya pada waktu itu, setelahnya dia telah menanggung banyak dukacita dari kerabatnya yang buta dan getir terhadap Kristus.
Mempelajari kehidupan dan karya Rasul Suci Paulus menurut Kitab Kisah Para Rasul Suci, seseorang pasti akan kagum dengan energi luar biasa yang tidak dapat dihancurkan dari “Rasul Bahasa” yang agung ini. Sulit membayangkan bagaimana seseorang yang tidak memiliki tubuh yang kuat dan kekuatan fisik yang kuat (Gal. 4:13-14) dapat menanggung banyak kesulitan dan bahaya yang luar biasa seperti yang harus ditanggung oleh Rasul Paulus demi kemuliaan nama. Kristus. Dan yang paling luar biasa: ketika kesulitan dan bahaya ini berlipat ganda, kecemburuan dan energinya yang membara tidak hanya tidak berkurang, tetapi malah semakin berkobar dan menjadi keras seperti baja. Dipaksa mengingat eksploitasinya untuk membangun jemaat Korintus, dia menulis tentang mereka seperti ini:

“Saya jauh lebih sering melahirkan, terluka parah, lebih sering berada di penjara, dan sering kali hampir mati. Lima kali orang Yahudi mencambukku empat puluh dikurangi satu; tiga kali aku dipukul dengan tongkat, satu kali aku dilempari batu, tiga kali aku karam kapal, aku bermalam satu hari di tengah laut; Berkali-kali aku bepergian, dalam bahaya di sungai, dalam bahaya dari perampok, dalam bahaya dari sesama suku, dalam bahaya dari orang-orang kafir, dalam bahaya di kota, dalam bahaya di padang pasir, dalam bahaya di laut, dalam bahaya di antara kepalsuan. saudara-saudara, dalam bekerja dan dalam keadaan lelah, sering dalam berjaga-jaga, dalam keadaan lapar dan haus, sering kali dalam keadaan berpuasa, dalam keadaan kedinginan dan dalam keadaan telanjang” (2Kor. 11:23-27).

Membandingkan dirinya dengan para Rasul lainnya dan dengan rendah hati menyebut dirinya “yang paling kecil” di antara mereka, Santo Paulus tetap dapat mengatakan dengan segala keadilan: “Tetapi aku bekerja lebih keras dari pada mereka semua; namun bukan aku yang bekerja, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”(1 Kor 15:10).
Memang benar, tanpa rahmat Tuhan, orang biasa tidak akan mampu melakukan pekerjaan seperti itu dan mencapai begitu banyak prestasi. Sama seperti Paulus yang berani, lugas, dan tak tergoyahkan dalam keyakinannya di hadapan raja dan penguasa, dia juga tegas dan tulus dalam hubungannya dengan sesama Rasul: jadi suatu hari dia tidak berhenti bahkan sebelum mencela Rasul Petrus sendiri, ketika ini Rasul Agung memberikan alasan adanya keluhan di ibu kota paganisme di Asia Kecil Antiokhia(Gal 2:11–14). Fakta ini penting, antara lain, karena hal ini dengan jelas menentang ajaran palsu umat Katolik Roma bahwa Rasul Petrus yang kudus diangkat oleh Tuhan - “pangeran atas para Rasul lainnya” dan, seolah-olah, wakil Tuhan. Dirinya sendiri (dari mana Paus diduga menyandang gelar "pendeta Putra Allah"). Akankah Rasul Paulus yang kudus, seorang mantan penganiaya Gereja Kristus dan lebih lambat dari orang lain yang datang ke pelayanan Apostolik, berani mencela Wakil Tuhan Yesus Kristus Sendiri dalam Wajah Apostolik? Ini sungguh luar biasa. Santo Paulus mencela Santo Petrus sebagai orang yang sederajat, sebagai saudara dengan saudara.
Rasul Santo Paulus, yang awalnya memiliki nama Ibrani Saul, berasal dari suku Benyamin dan lahir di kota Tarsus di Kilikia, yang saat itu terkenal dengan akademi Yunani dan pendidikan penduduknya. Sebagai penduduk asli kota ini atau sebagai keturunan Yahudi yang keluar dari perbudakan warga negara Romawi, Paulus mempunyai hak sebagai warga negara Romawi. Di Tarsus Paulus menerima pendidikan pertamanya dan, mungkin, berkenalan dengan pendidikan kafir, karena jejak kenalannya dengan para penulis kafir terlihat jelas dalam pidato dan suratnya (Kisah Para Rasul 17:28; 1 ​​​​Kor 15:33; Titus 1:12 ). Dia menerima pendidikan utama dan terakhirnya di Yerusalem di akademi kerabian yang terkenal saat itu di bawah bimbingan guru terkenal itu Gamaliel(Kisah 22:3), yang dianggap sebagai ahli hukum dan, meskipun tergabung dalam kelompok Farisi, adalah orang yang berpikiran bebas (Kisah 5:34), dan pecinta hikmat Yunani. Di sini, sesuai dengan kebiasaan yang diterima di kalangan orang Yahudi, Saul muda belajar seni membuat tenda, yang kemudian membantunya mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya sendiri dengan jerih payahnya sendiri (Kisah 18:3; 2 Kor 11:8; 2 Tes. 3:8 ).
Saulus muda, tampaknya, sedang mempersiapkan diri untuk posisi rabi, dan oleh karena itu, segera setelah menyelesaikan pendidikan dan pendidikannya, ia menunjukkan dirinya sebagai seorang yang sangat fanatik terhadap tradisi Farisi dan penganiaya iman kepada Kristus: mungkin, dengan penunjukan dari Sanhedrin, ia menyaksikan kematian Stefanus, martir pertama (Kisah Para Rasul 7:58; 8:1), dan kemudian menerima kuasa untuk secara resmi menganiaya orang Kristen bahkan di luar Palestina di Damaskus (9:1–2). Tuhan, yang melihat di dalam dirinya sebuah bejana yang dipilih untuk diri-Nya sendiri, secara ajaib memanggilnya untuk pelayanan Apostolik dalam perjalanan ke Damaskus. Setelah dibaptis oleh Ananias, ia menjadi pengkhotbah yang bersemangat dari ajaran yang sebelumnya teraniaya. Dia pergi ke Arab sebentar, dan kemudian kembali ke Damaskus lagi untuk berkhotbah tentang Kristus. Kemarahan orang-orang Yahudi, yang marah karena pertobatannya kepada Kristus, memaksanya melarikan diri ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 9:23 - pada tahun 38 M), di mana ia bergabung dengan komunitas orang percaya. Karena upaya kaum Helenis untuk membunuhnya (9:29), dia pergi ke kampung halamannya di Tarsus. Dari sini, sekitar usia 43 tahun, dia dipanggil oleh Barnabas ke Antiokhia untuk berkhotbah, dan melakukan perjalanan bersamanya ke Yerusalem dengan membawa sedekah untuk orang yang kelaparan (Kisah 11:30). Segera setelah kembali dari Yerusalem, atas perintah Roh Kudus, Saulus, bersama Barnabas, memulai perjalanan kerasulan pertamanya, yang berlangsung dari tahun 45 hingga 51. Para rasul melewati seluruh Fr. Siprus, sejak Saul, setelah pertobatannya ke dalam iman gubernur Sergius Paulus, sudah dipanggil Paulus, dan kemudian mendirikan komunitas Kristen di kota-kota Asia Kecil Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra Dan Derbes. Pada tahun 51, Santo Paulus mengambil bagian dalam Konsili Apostolik di Yerusalem, di mana ia dengan gigih memberontak terhadap perlunya umat Kristen kafir untuk menjalankan ritual Hukum Musa. Kembali ke Antiokhia, Santo Paulus, ditemani Silas, melakukan perjalanan kerasulannya yang kedua. Pertama dia mengunjungi gereja-gereja yang telah dia dirikan di Asia Kecil, dan kemudian pindah ke sana Makedonia, tempat ia mendirikan komunitas Filipi, Tesalonika Dan Beria. Di Listra, Santo Paulus memperoleh murid kesayangannya Timothy, dan dari Troas melanjutkan perjalanan bersama Penulis yang bergabung dengan mereka Luka. Dari Makedonia, Santo Paulus pindah ke Yunani, tempat dia berkhotbah Athena Dan Korintus, setelah tinggal di 1 1/2 tahun terakhir. Dari sini dia mengirim dua pesan kepada jemaat Tesalonika. Perjalanan kedua berlangsung dari 51 hingga 54. Pada tahun 55, Santo Paulus pergi ke Yerusalem, mengunjungi Efesus dan Kaisarea di sepanjang jalan, dan dari Yerusalem ia tiba di Antiokhia (Kisah Para Rasul 17 dan 18 bab).
Setelah kunjungan singkat di Antiokhia, Santo Paulus melakukan perjalanan Apostolik ketiga (56–58), pertama-tama mengunjungi, menurut kebiasaannya, gereja-gereja yang didirikan sebelumnya di Asia Kecil, dan kemudian menetap di Efesus, di mana selama dua tahun. dia terlibat dalam khotbah harian di sekolah Tyrannus tertentu. Dari sini dia menulis pesannya kepada Galatia, tentang penguatan partai Yahudi di sana, dan surat pertama kepada jemaat di Korintus, mengenai keresahan yang timbul di sana dan sebagai tanggapan atas surat jemaat Korintus kepadanya. Pemberontakan rakyat yang dilakukan terhadap Paulus oleh tukang perak Demetrius memaksa Rasul untuk meninggalkan Efesus, dan dia pergi ke Makedonia (Kisah Para Rasul 1:9). Dalam perjalanan, dia menerima berita dari Titus tentang keadaan gereja Korintus dan tentang dampak positif dari pesannya, sebagai akibatnya dia mengirim bersama Titus dari Makedonia. surat kedua kepada jemaat di Korintus. Segera dia sendiri tiba di Korintus, tempat dia menulis Roma berniat mengunjungi Yerusalem dan pergi ke Roma dan lebih jauh ke Barat. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para penatua Efesus di Melita, dia tiba di Yerusalem, di mana, sebagai akibat dari pemberontakan rakyat yang muncul terhadapnya, dia ditahan oleh otoritas Romawi dan berakhir di penjara, pertama di bawah gubernur Feliks, dan kemudian di bawah gubernur yang menggantikannya pesta. Ini terjadi pada tahun 59, dan pada tahun 61 Paulus, sebagai warga negara Romawi, atas kehendaknya sendiri, dikirim ke Roma untuk diadili oleh Kaisar. Setelah terdampar di dekat Fr. Di Malta, Rasul suci baru mencapai Roma pada musim panas tahun 62, di mana dia menikmati keringanan hukuman yang besar dari otoritas Romawi dan berkhotbah tanpa hambatan. Di sinilah kisah hidupnya, yang terdapat dalam kitab Kisah Para Rasul (bab 27 dan 28), berakhir. Dari Roma Santo Paulus menulis suratnya Filipi(dengan rasa terima kasih atas tunjangan uang yang dikirimkan kepadanya bersama Epafroditus), kepada jemaat Kolose, kepada jemaat di Efesus Dan kepada Filemon, penduduk Patung raksasa, mengenai budak Onesimus yang melarikan diri darinya. Ketiga pesan ini ditulis pada tahun 63 dan dikirim dari Diam. Surat untuk Palestina juga ditulis dari Roma pada tahun 64. Ibrani.
Nasib selanjutnya dari St. Rasul Paulus tidak diketahui secara pasti. Beberapa orang percaya bahwa dia tetap tinggal di Roma dan, atas perintah Nero, menjadi martir pada tahun 64. Namun ada alasan untuk percaya bahwa setelah dua tahun dipenjara, Paulus diberikan kebebasan, dan dia melakukan perjalanan kerasulan keempat, yang ditunjukkan oleh perjalanannya. yang disebut. "surat pastoral"- kepada Timotius dan Titus. Setelah membela kasusnya di hadapan Senat dan Kaisar, Santo Paulus dibebaskan dari ikatan dan kembali melakukan perjalanan ke Timur: setelah menghabiskan waktu yang lama di Fr. Kreta dan meninggalkan muridnya Titus di sana untuk penahbisan para penatua di semua kota (Titus 1:5), yang membuktikan pelantikannya atas Titus sebagai uskup gereja Kreta, Santo Paulus melewati Asia Kecil, dari mana ia menulis surat kepada Titus, memberi petunjuk kepadanya tentang cara melaksanakan tugas uskup. Dari pesan tersebut jelas bahwa dia bermaksud menghabiskan musim dingin tahun 64 itu di Nikopolis (Titus 3:12) dekat Tarsus. Pada musim semi tahun 65, ia mengunjungi gereja-gereja lain di Asia Kecil dan meninggalkan Trofimus yang sakit di Miletus, yang menyebabkan kemarahan terhadap Rasul di Yerusalem, yang menyebabkan ikatan pertamanya (2 Tim 4:20) . Apakah Santo Paulus melewati Efesus tidak diketahui, karena dia mengatakan bahwa para penatua di Efesus tidak akan lagi melihat wajahnya (Kisah 20:25), tetapi dia rupanya saat ini menahbiskan Timotius sebagai uskup di Efesus. Selanjutnya, Rasul melewati Troas, di mana dia meninggalkan phelonion dan buku-bukunya kepada seorang Carpus (2 Tim 4:13), dan kemudian pergi ke Makedonia.
Di sana dia mendengar tentang munculnya ajaran palsu di Efesus dan menulis ajarannya surat pertama untuk Timotius. Setelah menghabiskan beberapa waktu di Korintus (2 Tim 4:20) dan bertemu dengan Rasul Petrus dalam perjalanan, Paulus melanjutkan bersamanya melalui Dalmatia (2 Tim 4:10) dan Italia, mencapai Roma, di mana dia meninggalkan Rasul Petrus, dan dia dirinya pada tahun 66 dia pergi lebih jauh ke barat Spanyol, seperti yang telah lama diasumsikan (Rm. 15:24) dan seperti yang diklaim oleh tradisi. Di sana atau setelah kembali ke Roma, dia dipenjarakan lagi ( "obligasi kedua"), di mana dia tinggal sampai kematiannya. Ada legenda bahwa sekembalinya ke Roma, ia bahkan berkhotbah di istana Kaisar Nero dan mengubah selir kesayangannya menjadi percaya kepada Kristus. Karena hal ini ia diadili, dan meskipun dengan kasih karunia Allah ia dibebaskan, menurut kata-katanya sendiri, dari rahang singa, yaitu dimakan oleh binatang buas di sirkus (2 Timotius 4:16-17 ), namun dia dipenjara. Dari ikatan kedua ini dia menulis ke Efesus surat kedua kepada Timotius, mengundangnya ke Roma, untuk mengantisipasi kematiannya yang akan segera terjadi, untuk kencan terakhir. Tradisi tidak menyebutkan apakah Timotius berhasil menangkap gurunya hidup-hidup, namun dikatakan bahwa Rasul sendiri tidak menunggu lama untuk mendapatkan mahkota martirnya. Setelah sembilan bulan dipenjara, dia dipenggal dengan pedang sebagai warga negara Romawi, dekat Roma. Ini terjadi pada tahun 67 Masehi. pada tahun ke-12 pemerintahan Nero.
Melihat secara umum kehidupan Rasul Paulus yang kudus, jelaslah bahwa kehidupan itu terbagi secara tajam menjadi dua bagian. Sebelum pertobatannya kepada Kristus, Santo Paulus, yang saat itu bernama Saulus, adalah seorang Farisi yang tegas, seorang yang menggenapi hukum Musa dan tradisi nenek moyangnya, yang menganggap dirinya dibenarkan karena melakukan hukum dan semangat untuk iman umat. bapak-bapak, sampai pada titik fanatisme. Setelah pertobatannya, dia menjadi Rasul Kristus, sepenuhnya mengabdi pada pekerjaan Injil Injil, bahagia dengan pemanggilannya, namun menyadari ketidakberdayaannya sendiri dalam melaksanakan pelayanan agung ini dan menghubungkan semua perbuatan dan jasanya dengan rahmat Tuhan. Tuhan. Santo Paulus menyajikan tindakan pertobatannya kepada Kristus secara eksklusif tindakan kasih karunia Tuhan. Seluruh kehidupan Rasul sebelum pertobatannya, menurut keyakinannya yang mendalam, adalah sebuah kesalahan, sebuah dosa, dan membawanya bukan pada pembenaran, tetapi pada penghukuman, dan hanya kasih karunia Allah yang menyelamatkannya dari kesalahan yang merusak ini. Sejak saat itu, Santo Paulus hanya berusaha untuk menjadi layak menerima rahmat Allah ini dan tidak menyimpang dari panggilannya. Oleh karena itu, tidak ada dan tidak dapat ada pembicaraan apa pun yang bermanfaat - itulah intinya milik Tuhan. Sebagai cerminan lengkap dari kehidupan Rasul, seluruh ajaran Santo Paulus, yang diungkapkan dalam surat-suratnya, secara tepat mengikuti gagasan dasar ini: “seseorang dibenarkan karena iman, dan tidak melakukan hukum Taurat”(Rm 3:28). Tetapi dari sini tidak mungkin untuk menarik kesimpulan bahwa Rasul Paulus yang kudus menyangkal pentingnya upaya pribadi seseorang dalam hal keselamatan - perbuatan baik(Lihat misalnya Gal 6:4 atau Ef 2:10 atau 1 Tim 2:10 dan banyak lainnya). Di bawah "perbuatan hukum" dalam pesannya jelas tidak "pekerjaan bagus" secara umum, tapi pekerjaan ritual hukum Musa.
Kita harus mengetahui dan mengingat dengan tegas bahwa Rasul Paulus, selama berdakwah, harus menanggung perjuangan keras melawan perlawanan dari orang-orang Yahudi dan Kristen yang menganut Yudaisme. Banyak orang Yahudi, bahkan setelah menerima agama Kristen, berpandangan bahwa bagi orang Kristen, semua aturan ritual Hukum Musa juga perlu dipenuhi dengan hati-hati. Mereka menipu diri sendiri dengan pemikiran sombong bahwa Kristus datang ke bumi hanya untuk menyelamatkan orang Yahudi, dan oleh karena itu orang kafir yang ingin diselamatkan harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu, yaitu menerima sunat dan terbiasa memenuhi seluruh Hukum Musa. Kesalahan ini sangat menghambat penyebaran agama Kristen di kalangan penyembah berhala sehingga para Rasul harus mengadakan konsili di Yerusalem pada tahun 51, yang menghapuskan ketetapan ritual wajib Hukum Musa bagi umat Kristen. Namun bahkan setelah konsili ini, banyak orang Kristen yang menganut paham Yudaisme terus dengan keras kepala menganut pandangan mereka sebelumnya dan kemudian memisahkan diri sepenuhnya dari Gereja, membentuk masyarakat sesat mereka sendiri. Para bidah ini, yang secara pribadi menentang Rasul Paulus, membawa kebingungan ke dalam kehidupan gereja, memanfaatkan ketidakhadiran Rasul Paulus di gereja tertentu. Oleh karena itu, Santo Paulus dalam suratnya dipaksa untuk terus-menerus menekankan bahwa Kristus adalah Juruselamat total umat manusia, baik Yahudi maupun non-Yahudi, dan apa yang diselamatkan manusia bukan dengan melakukan pekerjaan ritual hukum, tetapi hanya dengan iman kepada Kristus. Sayangnya, pemikiran tentang St. Rasul Paulus ini diselewengkan oleh Luther dan para pengikut Protestannya dalam arti bahwa St. Rasul Paulus sama sekali tidak mengingkari maknanya. semua jenis perbuatan baik untuk keselamatan. Jika demikian halnya, maka Santo Paulus tidak akan mengatakan dalam Surat 1 Korintus di pasal XIII bahwa jika “Aku mempunyai segala ilmu dan segala keimanan, sehingga aku dapat memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai cinta, maka aku bukanlah apa-apa.”, karena cinta diwujudkan dalam perbuatan baik.

Jumlah Surat Rasul Santo Paulus

Berdasarkan bukti positif dan dapat diandalkan, suara umum Gereja mengasimilasi empat belas surat Rasul Paulus, meskipun pada zaman dahulu ada banyak keraguan mengenai pengakuan Paulus. Ibrani. Pesan-pesan ini ditempatkan di dalam Alkitab dengan urutan sebagai berikut:
1) Pesan ke Roma,
2) Pesan pertama ke Korintus,
3) Pesan kedua ke Korintus,
4) Pesan ke Galatia,
5) Pesan ke Efesus,
6) Pesan ke Filipi,
7) Pesan ke Kolose,
8) Pesan pertama ke Tesalonika, atau Tesalonika,
9) Pesan kedua ke Tesalonika, atau Tesalonika,
10) Pesan pertama ke Timotius,
11) Pesan kedua untuk Timotius,
12) Pesan ke Judul,
13) Pesan ke Filemon,
14) Pesan ke Ibrani.

Perintah ini Bukan kronologis. Penempatan ini, mudah untuk dilihat, dibuat berdasarkan pentingnya dan luasnya surat-surat itu sendiri dan menurut kepentingan komparatif gereja-gereja dan orang-orang yang kepadanya surat-surat itu ditujukan. Surat-surat kepada tujuh jemaat diikuti oleh surat-surat kepada tiga orang, dan surat kepada jemaat Ibrani ditempatkan di belakang semuanya, karena keasliannya adalah yang terakhir diakui. Surat-surat Rasul Paulus biasanya dibagi menjadi dua kelompok yang tidak sama: 1) Surat-surat Kristen pada umumnya dan 2) Pesan pastoral. Yang terakhir ini mencakup dua Surat kepada Timotius dan Surat Titus, karena keduanya menunjukkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penggembalaan yang baik.
Beberapa bagian dalam surat Rasul Paulus, seperti 1 Kor 5:9, juga menyertakan Colossus. 4:16, memberikan alasan untuk berpikir bahwa masih ada surat Paulus lainnya yang belum sampai kepada kita. Namun sungguh luar biasa bahwa tulisan-tulisan itu bisa hilang jika Gereja mula-mula melestarikan tulisan-tulisan para Rasul kudus. Korespondensi dikaitkan dengan Santo Paulus Rasul dengan filsuf Seneca, saudara laki-laki gubernur Galio yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul (18:12), tidak pantas diakui keasliannya.

Arti pesan St. Rasul Paulus dan pokok bahasannya

Surat-surat Rasul Paulus sangat penting sebagai bagian dari Perjanjian Baru, karena di dalamnya kita menemukan pengungkapan dan penjelasan yang mendalam dan komprehensif tentang kebenaran ajaran Injil. Terlepas dari kebenaran-kebenaran tertentu tentang iman akan Kristus, yang khususnya disukai oleh Rasul Paulus yang kudus, seperti misalnya tentang makna hukum Perjanjian Lama dalam kaitannya dengan Perjanjian Baru, tentang kerusakan dan kerusakan sifat manusia dan tentang satu-satunya cara pembenaran di hadapan Allah melalui iman kepada Yesus Kristus, tidak, bisa dikatakan, tidak ada satu pun poin tertentu dalam seluruh dogma Kristen yang tidak mendapat dasar dan penguatan dalam Surat-surat Paulus. Oleh karena itu, seseorang yang belum mempelajarinya secara mendalam tidak dapat menjadi seorang teolog sejati. Sebagian besar pesan dibangun menurut rencana yang sama. Mereka memulai dengan salam kepada para pembaca dan rasa syukur kepada Tuhan atas tindakan pemeliharaan-Nya di tempat yang menjadi tujuan pesan tersebut. Selanjutnya, pesan biasanya dibagi menjadi dua bagian - dogmatis Dan moral. Sebagai penutup, Rasul Suci menyinggung urusan pribadi, memberikan tugas, berbicara tentang situasi pribadinya, mengungkapkan harapan baiknya dan mengirimkan salam damai dan cinta. Bahasanya, yang hidup dan cerah, menyerupai bahasa para nabi Perjanjian Lama dan membuktikan keakrabannya dengan Kitab Suci.

Surat kepada Jemaat di Roma

Pendirian Gereja Roma dan komposisi anggotanya

Belum ada informasi pasti mengenai asal usul Gereja Roma yang kemudian begitu penting dalam sejarah gereja. Kita hanya bisa berspekulasi tentang hal ini, meskipun sangat mungkin terjadi. Rasul Paulus sendiri, dalam suratnya kepada jemaat di Roma, menulis bahwa di antara orang-orang Kristen di Roma ada beberapa yang percaya kepada Kristus bahkan sebelum dia sendiri (Andronicus dan Junias - Rom 16:7), dan bahwa iman orang-orang Kristen di Roma sudah dimuliakan. di seluruh dunia (Rm. 1:8). Pengakuan Clement mengatakan bahwa bahkan selama kehidupan Tuhan Yesus Kristus di bumi, berita tentang Dia sampai ke orang-orang Romawi dan membangkitkan di dalam diri mereka tidak hanya keterkejutan, tetapi juga iman. Hal ini tidak mengherankan jika kita memperhitungkan hal itu sejak penaklukan Yudea ke Roma oleh Pompey (pada tahun 63 SM). Banyak orang Yahudi mulai tinggal di Roma, yang bahkan kemudian disediakan tempat khusus untuknya. Mereka pergi ke Yerusalem untuk berlibur dan, tentu saja, kemudian dapat berbicara di Roma tentang apa yang mereka dengar dan lihat di sana. Pada hari turunnya Roh Kudus ke atas para Rasul, sebagaimana disaksikan Penulis, di antara para saksi peristiwa besar itu adalah Roma(Kisah Para Rasul 2:10). Di antara orang-orang Romawi ini mungkin ada orang-orang yang percaya dan dibaptis, yang kemudian menjadi pendiri komunitas Kristen pertama di Roma. Pertanyaannya adalah, dari mana dan dari para Rasul manakah hierarki gereja komunitas Romawi pertama ini berasal? Tradisi Gereja Roma mengatakan bahwa di Roma ada Rasul Petrus yang kudus, yang, setelah pembebasannya yang ajaib dari penjara pada tahun 43, tiba di sana dari Yerusalem dan melayani sebagai uskup di sana selama 25 tahun hingga kemartirannya pada tahun 67. Namun demikian, tidak konsisten dengan data lain yang kami miliki. Tidak ada keraguan bahwa Santo Petrus tidak berada di Roma pada saat Santo Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Roma. Jika Santo Petrus adalah seorang uskup di Roma, akankah Santo Paulus benar-benar berani mengajar umatnya, dan jika dia masih menganggap perlu untuk menyampaikan pesan kepada kawanan Romawi, maka, tentu saja, selain Santo Petrus dan akan telah menyebutkan dia dengan satu atau lain cara dalam pesan tersebut. Selain itu, Santo Paulus sendiri berkata tentang dirinya sendiri bahwa ia tidak memiliki kebiasaan “membangun di atas fondasi orang lain” (Rm 15:20 [

Buku-buku Uskup Agung Averky, “Empat Injil” dan “Rasul” hingga saat ini tetap menjadi buku teks Perjanjian Baru terbaik bagi mahasiswa lembaga pendidikan teologi. Kesederhanaan dan kejelasan penyajiannya, dipadukan dengan pendekatan gerejawi yang ketat, ketergantungan pada kepenuhan penafsiran patristik dan tingkat ilmiah yang baik, menjadikan buku-buku teks ini sangat diperlukan tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi siapa saja yang berupaya untuk memahami Injil dengan lebih baik. teks.

Karya ini, yang kami sebut “Panduan Mempelajari Kitab Suci Perjanjian Baru” dan terdiri dari dua bagian: 1) “Empat Injil” dan 2) “Rasul”, tidak mengklaim orisinalitas. Ini hanya mewakili kumpulan data yang diambil dari sejumlah karya ilmiah pra-revolusioner dan buku teks tentang Kitab Suci Perjanjian Baru, yang diterbitkan di Rusia dan digunakan untuk pendidikan mandiri dan pelatihan di lembaga pendidikan agama kita. Dalam bentuknya yang sekarang, “Pedoman” kami adalah ringkasan dari kursus Kitab Suci Perjanjian Baru, seperti yang kami ajarkan selama tiga tahun (1951-1953) di Seminari Teologi Tritunggal Mahakudus, dibuka pada tahun 1948 oleh His Yang Mulia Uskup Agung Vitaly di Biara Tritunggal Mahakudus dekat desa Jordanville, New York.

Kata pengantar

Perkenalan

Konsep Kitab Suci Perjanjian Baru
Tujuan Penulisan Kitab Suci Perjanjian Baru dan Isinya
Nomor, nama dan urutan kitab suci Perjanjian Baru
Isi berbagai judul kitab suci Perjanjian Baru
Pembagian kitab suci Perjanjian Baru menurut isinya
Sejarah Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru
Bahasa kitab suci Perjanjian Baru dan sejarah teksnya
Waktu penulisan kitab suci Perjanjian Baru

Empat Injil

Arti dari empat kali lipat jumlah Injil
Arti ungkapan: “Injil Matius,” dll.
Hubungan keempat Injil menurut isinya
Karakter dan Ciri Masing-Masing dari Empat Injil

1. Injil Matius
2. Injil Markus
3. Injil Lukas
4. Injil Yohanes

Tinjauan yang konsisten mengenai isi seluruh Empat Injil dengan penjelasan bagian-bagian terpentingnya

Perkenalan

Bagian I. Kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke Dunia

1. Kata Pengantar Injil: Kredibilitas dan Tujuannya
2. Kelahiran pra-kekal dan inkarnasi Putra Allah
3. Konsepsi Cikal bakal Kristus Yohanes
4. Kabar Sukacita kepada Perawan Maria yang Terberkati tentang Inkarnasi Putra Allah darinya

1. Pertemuan Perawan Maria yang Terberkati dengan Elizabeth
2. Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
3. Silsilah Tuhan Yesus Kristus menurut daging
4. Natal

Wahyu Misteri Inkarnasi Yusuf yang Benar
Keadaan dan waktu Kelahiran Kristus
Sunat dan Presentasi Tuhan
Pemujaan terhadap orang Majus
Penerbangan ke Mesir. Pembantaian orang-orang tak berdosa.
Kembali ke Nazaret
Masa Kecil Tuhan Yesus Kristus

Bagian II. Pelayanan Umum Tuhan Yesus Kristus

Penampakan Tuhan Yesus Kristus dalam pelayanan publik dan peristiwa hidup-Nya sebelum Paskah pertama

1. Yohanes Pembaptis dan kesaksiannya tentang Tuhan Yesus Kristus

1. Baptisan Tuhan Yesus Kristus
2. Puasa empat puluh hari dan godaan setan
3. Murid pertama Kristus
4. Mukjizat pertama pada pernikahan di Kana di Galilea

Paskah pertama pelayanan publik Tuhan Yesus Kristus

1. Pengusiran pedagang dari kuil
2. Percakapan Tuhan Yesus Kristus dengan Nikodemus
3. Kesaksian terakhir St. Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus

1. Kesimpulan dari St. Yohanes di penjara
2. Keberangkatan Tuhan ke Galilea dan percakapan-Nya dengan wanita Samaria

1. Kedatangan Kristus Juru Selamat di Galilea dan awal mula pemberitaan-Nya

1. Penyembuhan anak seorang punggawa di Kana
2. Panggilan kepada pelayanan apostolik para nelayan: Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes

1. Kuasa khotbah Kristus dan penyembuhan orang kerasukan di sinagoga Kapernaum

1. Penyembuhan ibu mertua Petrova dan banyak lainnya
2. Khotbah dan karya Tuhan di Galilea
3. Khotbah Yesus Kristus di sinagoga Nazaret
4. Menyembuhkan penderita kusta
5. Penyembuhan orang lumpuh di Kapernaum
6. Panggilan Matius

Paskah Kedua Pelayanan Publik Tuhan Yesus Kristus

1. Penyembuhan orang lumpuh di Kolam Domba
2. Ajaran Tuhan Yesus tentang kesetaraan-Nya dengan Allah Bapa dan tentang kebangkitan dan penghakiman secara umum

1. Panen pada hari Sabtu
2. Menyembuhkan Lengan yang Layu di Hari Sabtu
3. Kumpulan besar orang-orang di sekitar Tuhan dan kesembuhan yang berlimpah. Tuhan menghindari ketenaran dan nubuatan tentang hal ini

1. Pemilihan Dua Belas Rasul
2. Khotbah di Bukit
3. Menyembuhkan penderita kusta
4. Kesembuhan hamba perwira Kapernaum
5. Kebangkitan anak janda Nain
6. Duta Besar dari Yohanes Pembaptis kepada Tuhan Yesus Kristus dan kesaksian Tuhan tentang Yohanes

1. Menghukum kota-kota yang jahat, memuliakan Tuhan karena mengungkapkan kebenaran kepada bayi-bayi dan memanggil mereka yang bekerja keras dan terbebani kepada-Nya

1. Pengampunan orang berdosa di rumah Simon orang Farisi
2. Menyembuhkan orang yang kerasukan setan dan mencela orang Farisi karena menghujat Roh Kudus

1. Jawaban Tuhan kepada mereka yang mencari tanda dari-Nya
2. Wanita itu memuliakan Bunda Kristus, dan Kristus menjawabnya. Hubungan rohani dengan Tuhan

1. Ajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah dalam perumpamaan

• Perumpamaan tentang Penabur
• Perumpamaan tentang Lalang
• Perumpamaan tentang Benih yang Tumbuh Tak Terlihat
• Perumpamaan tentang Benih Sawi
• Perumpamaan tentang Ragi
• Perumpamaan Harta Karun yang Tersembunyi di Ladang
• Perumpamaan tentang Mutiara yang Sangat Berharga
• Perumpamaan jaring yang dilempar ke laut

1. Jawaban Tuhan terhadap Mereka yang Ragu-ragu Mengikuti Dia
2. Menjinakkan badai di laut
3. Mengusir legiun setan di negeri orang Gadara
4. Menyembuhkan Wanita yang Berdarah dan Kebangkitan Putri Yairus
5. Penyembuhan dua orang buta dan seorang bisu yang kerasukan setan
6. Kunjungan kedua ke Nazaret
7. Berjalannya Tuhan Yesus Kristus melintasi Galilea bersama para murid dan beberapa wanita. Kesedihannya karena kurangnya pekerja dalam panen

1. Kristus mengutus dua belas rasul untuk berkhotbah
2. Pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis
3. Mukjizat memberi makan lima ribu orang dengan lima roti
4. Perjalanan Tuhan di Perairan dan Penyembuhan Banyak Orang Sakit
5. Percakapan tentang Roti Surga - Sakramen Perjamuan

Paskah Ketiga pelayanan umum Tuhan Yesus Kristus

1. Sanggahan terhadap tradisi orang Farisi
2. Penyembuhan Putri Wanita Kanaan
3. Menyembuhkan orang tuli, lidah kelu dan banyak orang sakit
4. Memberi makan secara ajaib kepada empat ribu orang
5. Kecaman terhadap orang Farisi yang meminta tanda dari surga, dan peringatan terhadap ragi orang Farisi dan Saduki

1. Penyembuhan orang buta di Betsaida
2. Rasul Petrus mengaku atas nama semua rasul Yesus Kristus sebagai Anak Allah

1. Tuhan meramalkan kematian dan Kebangkitan-Nya dan mengajarkan tentang memikul salib

1. Transfigurasi
2. Menyembuhkan Remaja yang Kerasukan Setan: Pentingnya Iman, Doa dan Puasa

1. Pembayaran pajak gereja yang ajaib
2. Percakapan tentang siapa yang terbesar di Kerajaan Surga - Tuhan menjadikan anak itu sebagai teladan bagi para murid

1. Dalam nama Kristus mukjizat dilakukan oleh mereka yang tidak berjalan bersama-Nya

1. Ajaran tentang melawan godaan
2. Perumpamaan tentang domba yang hilang, teguran bagi yang bersalah dan makna penghakiman Gereja

1. Tentang pengampunan hinaan dan perumpamaan debitur yang tidak penyayang
2. Kristus menolak untuk pergi ke Hari Raya Pondok Daun di Yerusalem bersama saudara-saudaranya

1. Kristus pergi ke Yerusalem bersama murid-muridnya: desa Samaria menolak menerima Dia

1. Kristus mengutus tujuh puluh murid untuk berkhotbah
2. Tuhan di Yerusalem pada Hari Raya Pondok Daun
3. Penghakiman Kristus atas Orang Berdosa yang Dibawakan Kepada-Nya oleh Orang Farisi

1. Percakapan Tuhan Yesus Kristus dengan orang-orang Yahudi di Bait Suci
2. Menyembuhkan Orang yang Terlahir Buta
3. Percakapan tentang Gembala yang Baik
4. Percakapan pada hari raya Pembaruan
5. Kembalinya Tujuh Puluh Murid
6. Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati
7. Tuhan Yesus Kristus di rumah Marta dan Maria
8. Perumpamaan tentang Permintaan yang Terus Menerus
9. Sanggahan Ahli Taurat dan Orang Farisi
10. Perumpamaan Orang Kaya yang Ceroboh
11. Perumpamaan tentang penantian kedatangan Kristus yang kedua kali: tentang hamba-hamba yang menantikan kembalinya tuannya dan tentang seorang pengurus yang setia dan bijaksana
12. Tuhan meramalkan perpecahan di antara manusia
13. Panggilan untuk bertobat sehubungan dengan kematian orang Galilea dan jatuhnya Menara Siloam

1. Perumpamaan tentang Pohon Ara yang Tandus
2. Menyembuhkan wanita yang kusut
3. jalan sempit menuju Kerajaan Allah
4. Kristus menanggapi ancaman Herodes dan menyesali kehancuran Yerusalem

1. Menyembuhkan seseorang yang menderita sakit gembur-gembur
2. Perumpamaan orang yang suka berprestasi
3. Perumpamaan orang yang diundang makan malam
4. Mengajar tentang pengikut Kristus yang sejati
5. Perumpamaan tentang Anak yang Hilang
6. Perumpamaan tentang Pengurus yang Tidak Setia
7. Perumpamaan Orang Kaya dan Lazarus
8. Doktrin Kesucian Pernikahan dan Keperawanan
9. Percakapan tentang kekuatan iman dan kewajiban untuk memenuhi perintah

1. Penyembuhan sepuluh penderita kusta
2. Percakapan tentang kedatangan Kerajaan Allah dan kedatangan Kristus yang kedua kali

1. Perumpamaan tentang Hakim yang Tidak Adil
2. Perumpamaan tentang Pemungut cukai dan orang Farisi
3. Pemberkatan anak-anak
4. pemuda kaya
5. Para rasul yang meninggalkan segalanya demi Kristus akan mewarisi hidup yang kekal

1. Perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur yang mendapat upah yang sama

1. Tuhan mengulangi ramalan tentang penderitaan dan Kebangkitan-Nya yang akan datang dan memberikan jawaban kepada anak-anak Zebedeus tentang keutamaan dalam Kerajaan-Nya

1. Penyembuhan dua orang buta di Yerikho
2. Tuhan Yesus Kristus mengunjungi Zakheus
3. Perumpamaan Sepuluh Mina atau Talenta
4. Membangkitkan Lazarus
5. Keputusan Sanhedrin untuk membunuh Tuhan Yesus Kristus
6. Perjamuan di Betania di rumah Lazarus

Bagian III. Hari-hari terakhir kehidupan duniawi Tuhan Yesus Kristus

1. Masuknya Tuhan ke Yerusalem
2. Pengusiran pedagang dari kuil

Senin Putih

1. Kutukan Pohon Ara yang Tandus
2. Keinginan orang Hellenes untuk melihat Yesus Kristus dan percakapan Tuhan tentang masalah ini

Selasa Putih

1. Pohon ara yang layu dan pelajaran tentang kekuatan iman
2. Percakapan di bait suci: jawaban Tuhan kepada para penatua yang memberi Dia kuasa seperti itu

1. Perumpamaan Dua Anak
2. Perumpamaan tentang Para Penanam Anggur yang Jahat
3. Perumpamaan tentang orang-orang yang diundang ke pesta perkawinan anak raja
4. Tanggapan Tuhan terhadap penghormatan kepada Kaisar
5. Permaluan Orang Saduki atas Pertanyaan tentang Kebangkitan
6. Percakapan tentang perintah terbesar dalam Hukum Tuhan dan tentang martabat Ilahi dari Mesias

1. Sebuah kecaman terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
2. Tungau Janda
3. Percakapan Tuhan dengan para murid di Bukit Zaitun tentang kedatangan-Nya yang kedua kali dan akhir dunia

1. Perumpamaan Sepuluh Gadis
2. Penghakiman Terakhir

Rabu yang luar biasa

1. Pertemuan para imam besar dan tua-tua tentang pembunuhan Kristus, pengurapan Tuhan oleh istri yang berdosa di rumah Simon si penderita kusta dan pengkhianatan Yudas

Kamis Putih

1. Perjamuan Terakhir

• Membasuh kakimu
• Tuhan mengumumkan pengkhianat-Nya
• Penetapan Sakramen Ekaristi
• Perselisihan antar siswa tentang senioritas
• Percakapan perpisahan Tuhan dengan para murid
• Kelanjutan percakapan perpisahan
• Doa Bapa Kami Imam Besar

1. Prestasi Getsemani: doa untuk piala
2. Tradisi Yesus Kristus: penahanannya, pedang Petrus dan pelarian para murid

1. Pengadilan Tuhan oleh Imam Besar Hanas dan Kayafas
2. penolakan Petrus

Jumat Agung

1. keputusan Sanhedrin
2. Kematian Yudas Pengkhianat
3. Tuhan Yesus Kristus di persidangan Pilatus
4. Jalan Salib Tuhan - Prosesi menuju Golgota
5. Penyaliban
6. Pertobatan seorang pencuri yang bijaksana
7. Bunda Salib kita
8. Kematian Kristus
9. Pemakaman Tuhan Yesus Kristus

Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus

1. Kedatangan wanita pembawa mur ke kubur dan penampakan bidadari kepada mereka
2. Penampakan Tuhan Yang Bangkit kepada Maria Magdalena dan Maria lainnya

1. Kebohongan orang Yahudi dan penyuapan para penjaga Makam Suci oleh para imam besar

1. Penampakan Tuhan Yang Bangkit kepada para murid dalam perjalanan ke Emaus

1. Penampakan Tuhan Yang Bangkit kepada sepuluh murid pada hari kebangkitan

1. Penampakan Tuhan Yang Bangkit kepada sebelas murid pada hari kedelapan setelah Kebangkitan dan bubarnya ketidakpercayaan Tomas

1. Penampakan Tuhan Yang Bangkit kepada para murid di Laut Tiberias

1. Pemulihan Rasul Petrus ke martabat apostoliknya dan prediksi kemartirannya

1. Penampakan Tuhan Yang Bangkit kepada para murid di sebuah gunung di Galilea

1. Kenaikan Tuhan

Kata pengantar

Tentang buku "Rasul"

Arti Nama "Rasul"

Komposisi buku "Rasul"

Tentang kitab Kisah Para Orang Suci

Informasi awal. Penulis buku dan tujuan penulisannya

Waktu dan tempat penulisan kitab Kisah Para Rasul Suci

Arti Kitab Kisah Para Rasul Suci

Bagian satu. Gereja Kristus dari Yahudi (Bab 1-12)

Bab satu. Kata Pengantar Kitab Kisah Para Rasul. Instruksi dan janji-janji Tuhan sebelum Kenaikan dan Kenaikan-Nya. Pidato St. ap. Petrus tentang pemilihan rasul baru untuk menggantikannya

Yudas dan terpilihnya Matias

Bab dua. Turunnya Roh Kudus ke atas para rasul di hari Pentakosta dan membuat bingung umat.

Pidato oleh Ap. Petra dan pengaruhnya terhadap pendengar. Keadaan agama dan moral yang pertama Komunitas Kristen di Yerusalem

Bab tiga. Penyembuhan ajaib dari St. ap. Peter lumpuh sejak lahir. Pidato St. ap. Petra mengenai hal ini dengan seruan untuk bertobat

Bab Empat. Kesimpulan dari St. Aplikasi. Petrus dan Yohanes ke penjara dan konsekuensi dari pidato Petrova. Interogasi terhadap para rasul di Sanhedrin, melarang mereka memberitakan Nama Yesus dan melepaskan mereka ke kebebasan. Doa para rasul dan turunnya rahmat Roh Kudus kepada orang-orang yang beriman. Saling mencintai anggota komunitas Kristen pertama

Bab lima. Kisah Ananias dan Safira yang menahan sebagian uang untuk menjual tanah miliknya. Mukjizat yang dilakukan oleh para rasul, dan penganiayaan baru Sanhedrin terhadap para rasul: pemenjaraan mereka, pembebasan mereka oleh Malaikat, berkhotbah di bait suci, jawaban kepada Sanhedrin, nasihat

Gamaliel dan keluarnya para rasul sesudahnya aib yang menimpa mereka

Bab enam. Pemilihan tujuh diaken.

Khotbah oleh Diakon Agung Stephen

Bab tujuh. Pidato pembelaan dari Diakon Agung Stephen dan kemartirannya

Bab delapan. Penganiayaan besar terhadap Gereja setelah pembunuhan Stefanus. Penanaman Gereja di Samaria oleh Diakon Filipus dan pembaptisan Simon Magus. Rasul Petrus dan Yohanes di Samaria dan Simon Magus. Filipus Blagovesti kasim ratu Ethiopia

Bab Sembilan. Pertobatan Saulus kepada Kristus di Jalan Menuju Damaskuspembaptisan dan khotbahnya di Damaskus. Penerbangannya dan tinggal di Yerusalem. St.ap. Peter di Lidai dan penyembuhannya terhadap Aeneas. Tinggal di St. ap. Petra di Joppa dan kebangkitannya atas Tabitha

Bab sepuluh. Pertobatan orang kafir pertama kepada Kristus - Kornelius sang perwira setelah penglihatan yang dapat dipahami, mantan ap. Petrus

Bab Sebelas. Mencela Petrus dari orang yang bersunat karena komunikasinya dengan orang yang tidak disunat dan penjelasannya. Pemberitaan agama Kristen di luar Palestina, khususnya di Antiokhia. Barnabas dan Saulus di Antiokhia. Nubuat tentang kelaparan dan sedekah kepada umat Kristiani di Yudea

Bab dua belas. Penganiayaan terhadap Gereja oleh Herodes: pembunuhan Yakub, pemenjaraan Petrus dan pembebasannya yang ajaib dari sana. Kematian Herodes, dimakan cacing. Kembalinya Barnabas dan Saulus ke Antiokhia

Bagian kedua. Gereja Kristus di antara orang-orang kafir(Bab 13-28)

Bab tiga belas. Perjalanan Barnabas dan Saulus ke Siprus dan permohonan gubernur Sergius Paulus. Perjalanan ke Perga dan Antiokhia Pisidia dan pidato St. Paulus di sinagoga. Pengaruh khotbah para rasul terhadap orang-orang kafir dan Yahudi serta penganiayaan terhadap para rasul dari orang-orang Yahudi

Bab empat belas. Khotbah Paulus dan Barnabas di Ikonium, Listra dan Derbe. Penyembuhan orang lumpuh di Listra dan upaya orang-orang kafir untuk berkorban kepada para rasul. Penganiayaan terhadap para rasul dan kembalinya mereka ke Antiokhia melalui kota-kota dengan komunitas Kristen yang baru didirikan

Bab lima belas. Kebingungan di Gereja Antiokhia dan Konsili Apostolik di Yerusalem. Keberangkatan St. ap. Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua

Bab enam belas. Perjalanan misionaris kedua St. ap. Paulus. Paulus di Listra dan Derbe dan penyunatan Timotius. Perjalanan ke Troas. Visi seorang suami Makedonia dan perjalanan ke Makedonia.

Paulus di Filipi: pertobatan Lidia, pengusiran roh peramal. Pemenjaraan Paulus dan Silas, pembebasan dan pertobatan yang ajaib penjaga penjara

Bab tujuh belas. Paulus dan Silas di Tesalonika dan Berea.

Paulus di Athena dan pidatonya di Areopagus

Bab Delapan Belas. Paulus di Korintus. Keberangkatannya ke Yerusalem melalui Efesus. Awal perjalanan kerasulan ketiga. Khotbah Apolos

Bab sembilan belas. Perjalanan Apostolik Ketiga St. ap. Paulus, kedatangannya di Efesus, baptisan murid-murid Yohanes. Mukjizat Paulus di Efesus dan dampaknya. Saran Paul untuk perjalanan selanjutnya.

Pemberontakan di Efesus terhadap umat Kristiani, dilakukan oleh

Demetrius si perajin perak, dan penjinakannya

Bab dua puluh. Perjalanan Paulus ke Makedonia dan Yunani dan kembali ke Troas. Kebangkitan Paulus atas Eutikhus di Troas. Perjalanan selanjutnya ke Milit.

Pidato Perpisahan Paulus kepada Penatua di Efesus

Bab dua puluh satu. Perjalanan Paulus dari Miletus ke Kaisarea. Paulus di Kaisarea dan nubuatan tentang pemenjaraannya yang akan datang. Kedatangan Paulus di Yerusalem kemarahan orang-orang Yahudi terhadap dia dan ikatannya

Bab dua puluh dua. Pidato St. ap. Paulus kepada orang-orang tentang pertobatannya dan panggilannya pada pelayanan kerasulan.

Jeritan rakyat, perintah untuk mencambuk Paulus dan membatalkannya. Paulus di hadapan Sanhedrin

Bab dua puluh tiga. Aplikasi. Paulus di hadapan Sanhedrin dan perselisihan di antara para penuduhnya. Penampakan Tuhan Yesus kepadanya. Niat orang Yahudi untuk membunuh Paulus. Keberangkatan Paulus ke Kaisarea ke kejaksaan Feliks

Bab dua puluh empat. Aplikasi. Pavel di hadapan pengadilan Jaksa Felix. Pidato defensifnya. Penundaan keputusan. Percakapan Paul dengan Felix dan Drusilla serta kedatangannya kejaksaan baru

Bab dua puluh lima. Festival Kejaksaan di Yerusalemdan keluhan kepadanya tentang ap. Paulus dari pihak Yahudi. Aplikasi. Paulus diadili di hadapan Festus. Raja Agripa II dan Bernice di Kaisarea dan keinginan mereka untuk mendengarkan rasul

Bab dua puluh enam. Pidato pembelaan St. ap. Paulus di hadapan Agripa, Festus dan lainnya, menguraikan keadaan kehidupannya dan pertobatannya kepada Kristus. Pendapat Agripa dan mereka yang hadir mengenai kasus Paulus: menyatakan dia tidak bersalah

Bab dua puluh tujuh. Perjalanan St. ap. Paulus dari Kaisarea ke Roma: dari Kaisarea ke Myra di Lycia; dari Myra ke Kreta dan peringatan Paulus, yang tidak diperhitungkan. Badai hebat dari Kreta hingga Malta, kapal kandas, selamatkan dengan berenang ke pantai

Bab dua puluh delapan.

Kelanjutan perjalanan St. ap. Paul ke Roma: keramahtamahan orang asing di pulau itu. Melitus, ular beludak yang tidak menyakiti Paul, penyembuhan Paul terhadap banyak orang sakit di pulau itu dan perjalanan selanjutnya. Tiba di Roma, dua percakapan dengan St. Paulus dengan orang Romawi dan Yahudi.

Penutup Kitab Kisah Para Rasul

Pesan dewan

Arti nama beberapa pesan"berdamai"

Pesan Katedral SantoRasul Yakobus
Informasi tentang penulis
Tujuan pesan, waktu dan tempat penulisannya
Alasan menulis pesan
Keaslian Surat Yakub
Sifat umum pesan dan isinya
Analisis eksegetis terhadap pesan St. Rasul Yakobus

Surat konsili pertama dari Rasul Santo Petrus
Informasi tentang penulis
Tujuan awal pesan, alasan penulisan dan tujuannya

Isi pesan
Analisis eksegetis dari surat pertama St. Rasul Petrus

Surat Konsili Kedua SantoRasul Petrus
Tujuan awal, motivasi menulis dan tujuan pesan

Keaslian pesan ini
Isi pesan
Analisis eksegetis dari surat kedua Petrov

Surat konsili pertama dari santoRasul Yohanes Sang Teolog
Informasi tentang penulis
Keaslian Surat Pertama Yohanes
Waktu dan tempat penulisan Surat Yohanes
Tujuan awal pesan, motivasi penulisannya
Isi pesan
Analisis eksegetis surat pertama Yohanes

Surat Konsili Kedua Rasul Suci Yohanes Sang Teolog
Analisis eksegetis dari surat kedua Yohanes
Surat Konsili Ketiga Rasul Suci Yohanes Sang Teolog
Analisis eksegetis dari surat ketiga Yohanes

Surat Katedral Rasul Suci Yudas
Informasi tentang penulis
Keaslian pesan Rasul Suci Yudas
Alasan menulis pesan
Waktu dan tempat penulisan pesan St. rasul Yudas
Isi pesan konsili St. rasul Yudas
Analisis eksegetis terhadap surat konsili St. rasul Yudas

Surat Rasul Suci Paulus

Pentingnya pesan-pesan ini dan sulitnya mempelajarinya
Kaitannya antara ajaran St. Rasul Paulus dan hidupnya
Kehidupan dan kepribadian St. rasul Paulus
Jumlah pesan St. rasul Paulus
Arti pesan St. Rasul Paulus dan subjeknya

Surat Rasul Suci Paulus kepada Jemaat di Roma
Pendirian Gereja Roma dan komposisi anggotanya
Alasan penulisan pesan dan tujuannya
Tempat dan waktu penulisan pesan
Keaslian pesan
Isi dan komposisi pesan
Analisis Eksegetis Surat Roma

PertamaKorintus
Pendirian Gereja Korintus
Alasan menulis surat pertama kepada jemaat Korintus
Waktu dan tempat penulisan pesan
Isi dan komposisi pesan
Analisis eksegetis surat pertama kepada jemaat Korintus

Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus
Alasan menulis pesan
Waktu dan tempat penulisan pesan
Isi dan komposisi pesan
Analisis Eksegetis Surat Korintus Kedua

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia
Informasi tentang negara bernama Galatia
Pendirian gereja-gereja Kristen di Galatia
Alasan Penulisan Surat Galatia
Waktu dan Tempat Penulisan Surat Galatia
Isi Surat Galatia
Analisis eksegetis surat kepada jemaat di Galatia

Surat Rasul Suci Paulus kepadaEfesus
Pendirian Gereja Efesus
Alasan Menulis Efesus
Tempat dan waktu penulisan surat kepada jemaat di Efesus
Keaslian pesan
Isi dan Pembagian Surat Efesus
Analisis Eksegetis Surat Efesus

Surat Rasul Suci Paulus kepadaFilipi
Pendirian Gereja Filipi
Alasan menulis surat kepada jemaat Filipi dan tujuannya
Waktu dan tempat penulisan pesan
Isi dan Pembagian Surat Filipi
Analisis Eksegetis Surat Filipi

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose
Pendirian Gereja Kristus di Kolose
Alasan menulis surat kepada jemaat Kolose dan tujuannya
Waktu dan tempat penulisan surat kepada jemaat Kolose
Isi dan Pembagian Surat Kolose
Analisis eksegetis surat kepada jemaat Kolose

Surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika
Pendirian Gereja Kristus di Tesalonika
Alasan menulis surat pertama kepada jemaat Tesalonika dan tujuannya
Waktu dan tempat penulisan surat pertama kepada jemaat Tesalonika
Isi surat pertama kepada jemaat Tesalonika dan pembagiannya
Analisis eksegetis surat pertama Tesalonika

Surat Kedua Orang SuciRasul Paulus kepada Jemaat Tesalonika
Alasan menulis surat kedua kepada jemaat Tesalonika
Waktu, tempat dan tujuan penulisan surat Tesalonika yang kedua
Isi dan pembagian surat kedua Tesalonika
Analisis eksegetis surat kedua kepada jemaat Tesalonika
Surat Pastoral Rasul Santo Paulus

Timotius
Informasi tentang Santo Timotius
Alasan menulis surat pertama kepada Timotius, waktu dan tempat
Tujuan Penulisan Surat Pertama Timotius
Isi dan Pembagian Satu Timotius
Analisis eksegetis dari surat pertama kepada Timotius

Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius
Motivasi Menulis Timotius Kedua
Waktu dan tempat penulisan surat kedua kepada Timotius
Tujuan Penulisan Timotius Kedua
Isi dan Pembagian Timotius Kedua
Analisis eksegetis dari surat kedua kepada Timotius

Surat Rasul Suci Paulus kepada Titus
Informasi tentang Santo Titus
Tentang umat Kristen Kreta. Pendirian Gereja Kreta
Waktu dan tempat penulisan surat kepada Titus
Alasan ditulisnya surat kepada Titus dan tujuannya
Isi dan pembagian surat kepada Titus
Analisis eksegetis surat kepada Titus

Surat Rasul Suci Paulus kepadaFilemon
Informasi tentang Santo Filemon
Alasan menulis surat kepada Filemon
Waktu dan tempat penulisan surat kepada Filemon
Analisis eksegetis surat kepada Filemon

Surat Rasul Paulus kepada Orang Ibrani
Tentang Penulis Ibrani
Orang yang kepadanya surat Ibrani ditulis
Alasan penulisan Surat Ibrani, tujuan dan bahasanya
Waktu dan tempat penulisan kitab Ibrani
Isi dan Pembagian Kitab Ibrani
Analisis Eksegetis Surat Ibrani

APOCALYPSE, atau Wahyu St. Yohanes Sang Teolog

Arti Kiamat dan Minatnya

Tentang penulis Kiamat

Waktu dan tempat penulisan Kiamat

Pokok bahasan dan tujuan utama penulisan Kiamat

Pandangan Gereja tentang isi Kiamat

Aturan untuk menafsirkan Kiamat

Analisis Eksegetis Kiamat Bab Satu. Tujuan Kiamat dan cara pemberiannya kepada Yohanes

Bab dua. Petunjuk kepada gereja-gereja di Asia Kecil:

Efesus, Smirna, Pergamon dan Tiatira

Bab tiga. Petunjuk kepada gereja-gereja di Asia Kecil:

Sardis, Filadelfia dan Laodikia

Bab Empat. Penglihatan kedua: penglihatan tentang Tuhan,

Dia yang duduk di atas takhta, dan Anak Domba

Bab lima. Kelanjutan dari penglihatan kedua: Kitab yang disegel dan Anak Domba, seolah-olah disembelih

Bab enam. Pembukaan meterai kitab misterius oleh Anak Domba: meterai pertama - keenam

Bab tujuh. Penampakan setelah pembukaan meterai keenam: 144.000 orang yang dimeteraikan di bumi dan mengenakan jubah putih di surga

Bab delapan. Pembukaan meterai ketujuh dan suara terompet malaikat: pertama - keempat

Bab Sembilan. Suara sangkakala malaikat yang kelima dan keenam: belalang dan pasukan kuda

Bab sepuluh. Tentang Malaikat yang berselubung awan dan pelangi, meramalkan kematian

Bab Sebelas. Nubuatan tentang Bait Suci, tentang Henokh dan Elia, seruan terompet malaikat ketujuh

Bab dua belas. Visi ketiga: perjuangan Kerajaan Allah melawan kekuatan musuh Antikristus. Gereja Kristus di bawah gambaran istri yang sakit saat melahirkan

Bab tiga belas. Antikristus Binatang dan komplotannya, Nabi Palsu

Bab empat belas. Peristiwa persiapan sebelum kebangkitan umum dan Penghakiman Terakhir: lagu pujian 144.000 orang saleh dan Malaikat mengumumkan nasib dunia

Bab lima belas. Penglihatan Keempat: Tujuh Malaikat Mengalami Tujuh Tulah Terakhir

Bab enam belas. Tujuh Malaikat mencurahkan tujuh cawan murka Tuhan ke bumi

Bab tujuh belas. Penghakiman terhadap pelacur besar yang duduk di tempat yang banyak airnya

Bab Delapan Belas. Kejatuhan Babel - Pelacur Besar

Bab sembilan belas. Peperangan Firman Tuhan dengan binatang itu dan pasukannya serta kehancurannya

Bab dua puluh. Kebangkitan Umum dan Penghakiman Terakhir

Bab dua puluh satu. Pembukaan langit baru dan bumi baru - Yerusalem Baru

Bab dua puluh dua.

Ciri-ciri terakhir dari gambaran Yerusalem Baru. Pengesahan kebenaran segala sesuatu yang dikatakan, sebuah wasiat untuk menaati perintah-perintah Allah dan menantikan Kedatangan Kristus yang Kedua Kali, yang akan segera terjadi

Membandingkan dirinya dengan para Rasul lainnya dan dengan rendah hati menyebut dirinya “yang paling kecil” di antara mereka, Santo Paulus tetap dapat mengatakan dengan segala keadilan: “Tetapi aku bekerja lebih keras dari pada mereka semua; namun bukan aku yang bekerja, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku” ().

Memang benar, tanpa rahmat Tuhan, orang biasa tidak akan mampu melakukan pekerjaan seperti itu dan mencapai begitu banyak prestasi. Sama seperti Paulus yang berani, lugas, dan tak tergoyahkan dalam keyakinannya di hadapan raja dan penguasa, dia juga tegas dan tulus dalam hubungannya dengan rekan-rekan Rasulnya: jadi dia tidak berhenti bahkan sebelum mencela Rasul Petrus sendiri, ketika orang hebat ini Rasul memberikan alasan adanya keluhan di ibu kota paganisme di Asia Kecil Antiokhia(). Fakta ini penting, antara lain, karena hal ini dengan jelas menentang ajaran palsu umat Katolik Roma bahwa Rasul Petrus yang kudus diangkat oleh Tuhan - “pangeran atas para Rasul lainnya” dan, seolah-olah, wakil Tuhan. Dirinya sendiri (dari mana Paus diduga menyandang gelar "pendeta Putra Allah"). Akankah Rasul Paulus yang kudus, seorang mantan penganiaya Gereja Kristus dan lebih lambat dari orang lain yang datang ke pelayanan Apostolik, berani mencela Wakil Tuhan Yesus Kristus Sendiri dalam Wajah Apostolik? Ini sungguh luar biasa. Santo Paulus mencela Santo Petrus sebagai orang yang sederajat, sebagai saudara dengan saudara.

Rasul Santo Paulus, yang awalnya memiliki nama Ibrani Saul, berasal dari suku Benyamin dan lahir di kota Tarsus di Kilikia, yang saat itu terkenal dengan akademi Yunani dan pendidikan penduduknya. Sebagai penduduk asli kota ini atau sebagai keturunan Yahudi yang keluar dari perbudakan warga negara Romawi, Paulus mempunyai hak sebagai warga negara Romawi. Di Tarsus, Paulus menerima pendidikan pertamanya dan, mungkin, berkenalan dengan pendidikan kafir, karena jejak kenalannya dengan para penulis kafir terlihat jelas dalam pidato dan suratnya (;;). Dia menerima pendidikan utama dan terakhirnya di Yerusalem di akademi kerabian yang terkenal saat itu di bawah bimbingan guru terkenal itu Gamaliel(), yang dianggap sebagai orang yang mulia hukum dan, meskipun tergabung dalam kelompok Farisi, adalah orang yang berpikiran bebas (), dan pencinta kebijaksanaan Yunani. Di sini, menurut kebiasaan yang diterima di kalangan orang Yahudi, Saul muda belajar seni membuat tenda, yang kemudian membantunya mendapatkan uang untuk hidup dari jerih payahnya sendiri ( ; ; 2 Tes. 3:8).

Saulus muda, tampaknya, sedang mempersiapkan diri untuk posisi rabi, dan oleh karena itu, segera setelah menyelesaikan pendidikan dan pendidikannya, ia menunjukkan dirinya sebagai seorang yang sangat fanatik terhadap tradisi Farisi dan penganiaya iman kepada Kristus: mungkin, dengan penunjukan dari Sanhedrin, ia menyaksikan kematian martir pertama Stefanus (; 8:1), dan kemudian menerima kuasa untuk secara resmi menganiaya umat Kristen bahkan di luar Palestina di Damaskus (9:1–2). Tuhan, yang melihat di dalam dirinya sebuah bejana yang dipilih untuk diri-Nya sendiri, secara ajaib memanggilnya untuk pelayanan Apostolik dalam perjalanan ke Damaskus. Setelah dibaptis oleh Ananias, ia menjadi pengkhotbah yang bersemangat dari ajaran yang sebelumnya teraniaya. Dia pergi ke Arab sebentar, dan kemudian kembali ke Damaskus lagi untuk berkhotbah tentang Kristus. Kemarahan orang-orang Yahudi, yang marah karena pertobatannya kepada Kristus, memaksanya melarikan diri ke Yerusalem (- pada tahun 38 M), di mana ia bergabung dengan komunitas orang percaya. Karena upaya kaum Helenis untuk membunuhnya (9:29), dia pergi ke kampung halamannya di Tarsus. Dari sini, sekitar usia 43 tahun, dia dipanggil oleh Barnabas ke Antiokhia untuk berkhotbah, dan melakukan perjalanan bersamanya ke Yerusalem dengan membawa sedekah untuk yang kelaparan (). Segera setelah kembali dari Yerusalem, atas perintah Roh Kudus, Saulus, bersama Barnabas, memulai perjalanan kerasulan “pertama”, yang berlangsung dari tahun 45 hingga 51. Para rasul membahas seluruh Fr. Siprus, sejak Saul, setelah pertobatannya ke dalam iman gubernur Sergius Paulus, sudah dipanggil Paulus, dan kemudian mendirikan komunitas Kristen di kota-kota Asia Kecil Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra Dan Derbes. Pada tahun 51, Santo Paulus mengambil bagian dalam Konsili Apostolik di Yerusalem, di mana ia dengan gigih memberontak terhadap perlunya umat Kristen kafir untuk menjalankan ritual Hukum Musa. Kembali ke Antiokhia, Santo Paulus, ditemani Silas, melakukan perjalanan kerasulan “kedua”. Pertama dia mengunjungi gereja-gereja yang telah dia dirikan di Asia Kecil, dan kemudian pindah ke sana Makedonia, tempat ia mendirikan komunitas Filipi, Tesalonika Dan Beria. Di Listra, Santo Paulus memperoleh murid kesayangannya Timothy, dan dari Troas melanjutkan perjalanan bersama Penulis yang bergabung dengan mereka Luka. Dari Makedonia, Santo Paulus pindah ke Yunani, tempat dia berkhotbah Athena Dan Korintus, setelah tinggal di yang terakhir selama 1,5 tahun. Dari sini dia mengirim dua pesan kepada jemaat Tesalonika. Perjalanan kedua berlangsung dari 51 hingga 54. Pada tahun 55, Santo Paulus pergi ke Yerusalem, mengunjungi Efesus dan Kaisarea di sepanjang jalan, dan dari Yerusalem ia tiba di Antiokhia (bab 18).

Setelah kunjungan singkat di Antiokhia, Santo Paulus melakukan perjalanan Apostolik “ketiga” (56–58), pertama-tama mengunjungi, menurut kebiasaannya, gereja-gereja yang didirikan sebelumnya di Asia Kecil, dan kemudian menetap di Efesus, di mana ia belajar selama dua tahun berkhotbah setiap hari di sekolah Tyrannus tertentu. Dari sini dia menulis pesannya kepada Galatia, tentang penguatan partai Yahudi di sana, dan surat pertama kepada jemaat di Korintus, mengenai keresahan yang timbul di sana dan sebagai tanggapan atas surat jemaat Korintus kepadanya. Pemberontakan rakyat yang dihasut melawan Paulus oleh perajin perak Demetrius memaksa Rasul meninggalkan Efesus, dan dia pergi ke Makedonia (). Dalam perjalanan, dia menerima berita dari Titus tentang keadaan gereja Korintus dan tentang dampak positif dari pesannya, sebagai akibatnya dia mengirim bersama Titus dari Makedonia. surat kedua kepada jemaat di Korintus. Segera dia sendiri tiba di Korintus, tempat dia menulis Roma berniat mengunjungi Yerusalem dan pergi ke Roma dan lebih jauh ke Barat. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada para penatua Efesus di Melita, dia tiba di Yerusalem, di mana, sebagai akibat dari pemberontakan rakyat yang muncul terhadapnya, dia ditahan oleh otoritas Romawi dan berakhir di penjara, pertama di bawah gubernur Feliks, dan kemudian di bawah gubernur yang menggantikannya pesta. Ini terjadi pada tahun 59, dan pada tahun 61 Paulus, sebagai warga negara Romawi, atas kehendaknya sendiri, dikirim ke Roma untuk diadili oleh Kaisar. Setelah terdampar di dekat Fr. Di Malta, Rasul suci baru mencapai Roma pada musim panas tahun 62, di mana dia menikmati keringanan hukuman yang besar dari otoritas Romawi dan berkhotbah tanpa hambatan. Di sinilah kisah hidupnya, yang terdapat dalam kitab Kisah Para Rasul (bab 27 dan 28), berakhir. Dari Roma Santo Paulus menulis suratnya Filipi(dengan rasa terima kasih atas tunjangan uang yang dikirimkan kepadanya bersama Epafroditus), kepada jemaat Kolose, kepada jemaat di Efesus Dan kepada Filemon, penduduk Patung raksasa, mengenai budak Onesimus yang melarikan diri darinya. Ketiga pesan ini ditulis pada tahun 63 dan dikirim dari Diam. Surat untuk Palestina juga ditulis dari Roma pada tahun 64. Ibrani.

Nasib selanjutnya dari St. Rasul Paulus tidak diketahui secara pasti. Beberapa orang percaya bahwa dia tetap tinggal di Roma dan, atas perintah Nero, menjadi martir pada tahun 64. Namun ada alasan untuk percaya bahwa setelah dua tahun penjara, Paulus diberi kebebasan, dan dia melakukan perjalanan kerasulan “keempat”, yaitu ditunjukkan oleh apa yang disebutnya. " surat pastoral" - kepada Timotius dan Titus. Setelah membela kasusnya di hadapan Senat dan Kaisar, Santo Paulus dibebaskan dari ikatan dan kembali melakukan perjalanan ke Timur: setelah menghabiskan waktu yang lama di Fr. Kreta dan meninggalkan muridnya Titus di sana untuk penahbisan para penatua di semua kota (), yang membuktikan pelantikannya Titus sebagai uskup gereja Kreta, Santo Paulus melewati Asia Kecil, dari mana ia menulis surat kepada Titus, memberi petunjuk kepadanya tentang cara melaksanakan tugas uskup. Dari pesan tersebut jelas bahwa dia bermaksud menghabiskan musim dingin tahun 64 itu di Nikopol () dekat Tarsus. Pada musim semi tahun 65, ia mengunjungi gereja-gereja lain di Asia Kecil dan meninggalkan Trophimus yang sakit di Miletus, yang menyebabkan kemarahan terhadap Rasul di Yerusalem, yang menyebabkan ikatan pertamanya (). Tidak diketahui apakah Santo Paulus melewati Efesus, karena dia mengatakan bahwa para penatua Efesus tidak akan lagi melihat wajahnya (), tetapi dia, tampaknya, pada saat itu menahbiskan Timotius sebagai uskup di Efesus. Selanjutnya, Rasul melewati Troas, di mana dia meninggalkan phelonion dan buku-bukunya pada seorang Carpus, dan kemudian pergi ke Makedonia.

Di sana dia mendengar tentang munculnya ajaran palsu di Efesus dan menulis ajarannya surat pertama untuk Timotius. Setelah menghabiskan beberapa waktu di Korintus () dan bertemu dengan Rasul Petrus dalam perjalanan, Paulus melanjutkan bersamanya melalui Dalmatia () dan Italia, mencapai Roma, di mana dia meninggalkan Rasul Petrus, dan pada tahun 66 dia sendiri pergi lebih jauh ke barat ke Spanyol, seperti yang telah lama diasumsikan () dan seperti yang diklaim oleh legenda. Di sana atau setelah kembali ke Roma, dia dipenjarakan lagi (“ obligasi kedua"), di mana dia tinggal sampai kematiannya. Ada legenda bahwa sekembalinya ke Roma, ia bahkan berkhotbah di istana Kaisar Nero dan mengubah selir kesayangannya menjadi percaya kepada Kristus. Untuk ini dia diadili, dan meskipun dengan rahmat Tuhan dia dibebaskan, dengan kata-katanya sendiri, dari rahang singa, yaitu dari dimakan binatang di sirkus (), namun dia dipenjara. Dari ikatan kedua ini dia menulis ke Efesus surat kedua kepada Timotius, mengundangnya ke Roma, untuk mengantisipasi kematiannya yang akan segera terjadi, untuk kencan terakhir. Tradisi tidak menyebutkan apakah Timotius berhasil menangkap gurunya hidup-hidup, namun dikatakan bahwa Rasul sendiri tidak menunggu lama untuk mendapatkan mahkota martirnya. Setelah sembilan bulan dipenjara, dia dipenggal dengan pedang sebagai warga negara Romawi, dekat Roma. Ini terjadi pada tahun 67 Masehi. pada tahun ke-12 pemerintahan Nero.

Melihat secara umum kehidupan Rasul Paulus yang kudus, jelaslah bahwa kehidupan itu terbagi secara tajam menjadi dua bagian. Sebelum pertobatannya kepada Kristus, Santo Paulus, yang saat itu bernama Saulus, adalah seorang Farisi yang tegas, seorang yang menggenapi hukum Musa dan tradisi nenek moyangnya, yang menganggap dirinya dibenarkan karena melakukan hukum dan semangat untuk iman umat. bapak-bapak, sampai pada titik fanatisme. Setelah pertobatannya, dia menjadi Rasul Kristus, sepenuhnya mengabdi pada pekerjaan Injil Injil, bahagia dengan pemanggilannya, namun menyadari ketidakberdayaannya sendiri dalam melaksanakan pelayanan agung ini dan menghubungkan semua perbuatan dan jasanya dengan rahmat Tuhan. Tuhan. Santo Paulus menyajikan tindakan pertobatannya kepada Kristus secara eksklusif tindakan kasih karunia Tuhan. Seluruh kehidupan Rasul sebelum pertobatannya, menurut keyakinannya yang mendalam, adalah sebuah kesalahan, sebuah dosa, dan membawanya bukan pada pembenaran, tetapi pada penghukuman, dan hanya kasih karunia Allah yang menyelamatkannya dari kesalahan yang merusak ini. Sejak saat itu, Santo Paulus hanya berusaha untuk menjadi layak menerima rahmat Allah ini dan tidak menyimpang dari panggilannya. Oleh karena itu, tidak ada dan tidak dapat ada pembicaraan apa pun yang bermanfaat - itulah intinya Tuhan atau banyak lainnya dll.). Di bawah " masalah hukum"dalam pesannya tidak dipahami" pekerjaan bagus"secara umum, tapi pekerjaan ritual hukum Musa.

Kita harus mengetahui dan mengingat dengan tegas bahwa Rasul Paulus, selama berdakwah, harus menanggung perjuangan keras melawan perlawanan dari orang-orang Yahudi dan Kristen yang menganut Yudaisme. Banyak orang Yahudi, bahkan setelah menerima agama Kristen, berpandangan bahwa bagi orang Kristen, semua aturan ritual Hukum Musa juga perlu dipenuhi dengan hati-hati. Mereka menipu diri sendiri dengan pemikiran sombong bahwa Kristus datang ke bumi hanya untuk menyelamatkan orang Yahudi, dan oleh karena itu orang kafir yang ingin diselamatkan harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu, yaitu menerima sunat dan terbiasa memenuhi seluruh Hukum Musa. Kesalahan ini sangat menghambat penyebaran agama Kristen di kalangan penyembah berhala sehingga para Rasul harus mengadakan konsili di Yerusalem pada tahun 51, yang menghapuskan ketetapan ritual wajib Hukum Musa bagi umat Kristen. Namun bahkan setelah konsili ini, banyak orang Kristen yang menganut paham Yudaisme terus dengan keras kepala menganut pandangan mereka sebelumnya dan kemudian memisahkan diri sepenuhnya dari Gereja, membentuk masyarakat sesat mereka sendiri. Para bidah ini, yang secara pribadi menentang Rasul Paulus, membawa kebingungan ke dalam kehidupan gereja, memanfaatkan ketidakhadiran Rasul Paulus di gereja tertentu. Oleh karena itu, Santo Paulus dalam suratnya dipaksa untuk terus-menerus menekankan bahwa Kristus adalah Juruselamat total umat manusia, baik Yahudi maupun non-Yahudi, dan apa yang diselamatkan manusia bukan dengan melakukan pekerjaan ritual hukum, tetapi hanya dengan iman kepada Kristus. Sayangnya, pemikiran Rasul Suci Paulus ini diputarbalikkan oleh Luther dan para pengikut Protestannya dalam arti bahwa Rasul Suci Paulus menyangkal pentingnya “semua” perbuatan baik bagi keselamatan secara umum. Jika demikian halnya, maka Santo Paulus tidak akan mengatakan dalam Surat 1 Korintus di pasal XIII bahwa jika “Aku mempunyai segala ilmu dan segala keimanan, sehingga aku dapat memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai cinta, maka aku bukanlah apa-apa.”, karena cinta diwujudkan dalam perbuatan baik.

Berdasarkan bukti positif dan dapat diandalkan, suara umum Gereja mengasimilasi “empat belas” surat Rasul Paulus, meskipun pada zaman dahulu ada banyak keraguan mengenai pengakuan Paulus. Ibrani. Pesan-pesan ini ditempatkan di dalam Alkitab dengan urutan sebagai berikut:

Pesan ke Roma, Pesan pertama ke Korintus, Pesan kedua untuk Korintus, Pesan ke Galatia, Pesan ke Efesus, Pesan ke Filipi, Pesan ke Kolose, Pesan pertama ke Tesalonika, atau Tesalonika, Pesan kedua untuk Tesalonika, atau Tesalonika, Pesan pertama ke Timotius, Pesan kedua untuk Timotius, Pesan ke Judul, Pesan ke Filemon, Pesan ke Ibrani. Perintah ini Bukan kronologis. Penempatan ini, mudah untuk dilihat, dibuat berdasarkan pentingnya dan luasnya surat-surat itu sendiri dan menurut kepentingan komparatif gereja-gereja dan orang-orang yang kepadanya surat-surat itu ditujukan. Surat-surat kepada tujuh jemaat diikuti oleh surat-surat kepada tiga orang, dan surat kepada jemaat Ibrani ditempatkan di belakang semuanya, karena keasliannya adalah yang terakhir diakui. Surat-surat Rasul Paulus biasanya dibagi menjadi dua kelompok yang tidak setara:

Pesan Kristen pada umumnya dan Pesan pastoral. Yang terakhir ini mencakup dua Surat kepada Timotius dan Surat Titus, karena keduanya menunjukkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penggembalaan yang baik.

Beberapa bagian dalam surat Rasul Paulus, seperti 1 Korintus. 5:9, juga - memberikan alasan untuk berpikir bahwa ada surat-surat Paulus lainnya yang belum sampai kepada kita. Namun sungguh luar biasa bahwa tulisan-tulisan itu bisa hilang jika keutamaan melestarikan tulisan-tulisan para Rasul kudus. Korespondensi dikaitkan dengan Santo Paulus Rasul dengan filsuf Seneca, saudara laki-laki gubernur Galio yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul (18:12), tidak pantas diakui keasliannya.

Arti pesan St. Rasul Paulus dan pokok bahasannya

Surat-surat Rasul Paulus sangat penting sebagai bagian dari Perjanjian Baru, karena di dalamnya kita menemukan pengungkapan dan penjelasan yang mendalam dan komprehensif tentang kebenaran ajaran Injil. Terlepas dari kebenaran-kebenaran tertentu tentang iman akan Kristus, yang khususnya disukai oleh Rasul Paulus yang kudus, seperti misalnya tentang makna hukum Perjanjian Lama dalam kaitannya dengan Perjanjian Baru, tentang kerusakan dan kerusakan sifat manusia dan tentang satu-satunya cara pembenaran di hadapan Allah melalui iman kepada Yesus Kristus, tidak, bisa dikatakan, tidak ada satu pun poin tertentu dalam seluruh dogma Kristen yang tidak mendapat dasar dan penguatan dalam Surat-surat Paulus. Oleh karena itu, seseorang yang belum mempelajarinya secara mendalam tidak dapat menjadi seorang teolog sejati. Sebagian besar pesan dibangun menurut rencana yang sama. Mereka memulai dengan salam kepada para pembaca dan rasa syukur kepada Tuhan atas tindakan pemeliharaan-Nya di tempat yang menjadi tujuan pesan tersebut. Selanjutnya, pesan biasanya dibagi menjadi dua bagian - dogmatis Dan moral. Sebagai penutup, Rasul Suci menyinggung urusan pribadi, memberikan tugas, berbicara tentang situasi pribadinya, mengungkapkan harapan baiknya dan mengirimkan salam damai dan cinta. Bahasanya, yang hidup dan cerah, menyerupai bahasa para nabi Perjanjian Lama dan membuktikan keakrabannya dengan Kitab Suci.

Semua kitab suci Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, tetapi tidak dalam bahasa Yunani klasik, tetapi dalam dialek Aleksandria yang populer dari bahasa Yunani, yang disebut “Kini”, yang diucapkan atau dipahami oleh semua penduduk budaya. tidak hanya bagian Timur, tetapi juga bagian Barat dari Kekaisaran Romawi. Itu adalah bahasa semua orang terpelajar pada masa itu. Oleh karena itu para rasul menulis dalam bahasa ini agar kitab-kitab suci Perjanjian Baru dapat dibaca dan dipahami oleh semua warga negara terpelajar.

Mereka ditulis oleh penulisnya dengan tangan mereka sendiri (Gal. 6:22), atau oleh juru tulis yang didiktekan oleh penulisnya (Rm. 16:22), pada papirus yang terbuat dari buluh Mesir, dengan buluh dan tinta (3 Yohanes 13). Perkamen, terbuat dari kulit binatang dan bernilai tinggi, juga lebih jarang digunakan untuk tujuan ini. Ciri khasnya adalah hanya huruf besar alfabet Yunani yang digunakan untuk menulis tanpa tanda baca dan bahkan tanpa memisahkan satu kata dengan kata lainnya.

Huruf kecil mulai digunakan hanya sejak abad ke-9, begitu pula dengan pembagian kata. Tanda baca diperkenalkan hanya setelah penemuan percetakan - oleh Aldus Mapucius pada abad ke-16. Pembagian menjadi beberapa bab saat ini dilakukan di Barat oleh Kardinal Hugues pada abad ke-13, dan pembagian menjadi ayat-ayat oleh juru ketik Paris Robert Stephen pada abad ke-16.

Uskup Agung Averky (Taushev) - Empat Injil. Rasul. Panduan Studi Kitab Suci Perjanjian Baru

M.: Universitas Kemanusiaan Ortodoks St. Tikhon, 2014. 846 hal.

ISBN 978-5-7429-0803-6

Uskup Agung Averky (Taushev) - Empat Injil. Rasul. Panduan Belajar Kitab Suci Perjanjian Baru - Daftar Isi

Kata pengantar

Perkenalan

• Konsep Kitab Suci Perjanjian Baru
• Tujuan Penulisan Kitab Suci Perjanjian Baru dan Isinya
• Nomor, nama dan urutan kitab suci Perjanjian Baru
• Isi berbagai judul kitab suci Perjanjian Baru
• Pembagian kitab suci Perjanjian Baru menurut isinya
• Sejarah Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru
• Bahasa kitab suci Perjanjian Baru dan sejarah teksnya
• Waktu penulisan kitab suci Perjanjian Baru

Empat Injil

• Arti dari empat kali lipat jumlah Injil
• Arti ungkapan: “Injil Matius”, dll.
• Hubungan keempat Injil menurut isinya
• Karakter dan Ciri Masing-Masing dari Empat Injil
• 1.Injil Matius
• 2.Injil Markus
• 3.Injil Lukas
• 4.Injil Yohanes

Tinjauan yang konsisten mengenai isi seluruh Empat Injil dengan penjelasan bagian-bagian terpentingnya

Perkenalan

Bagian I. Kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke Dunia

• 1.Kata Pengantar Injil: Kredibilitas dan Tujuannya
• 2. Kelahiran pra-kekal dan inkarnasi Putra Allah
• 3. Konsepsi Cikal bakal Kristus Yohanes
• 4. Kabar Sukacita kepada Perawan Maria yang Terberkati tentang Inkarnasi Putra Allah darinya
• 5. Pertemuan Perawan Maria yang Terberkati dengan Elizabeth
• 6.Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
• 7.Silsilah Tuhan Yesus Kristus menurut daging
• 8. Kelahiran Kristus
• Wahyu Misteri Inkarnasi Yusuf yang Benar
• Keadaan dan waktu Kelahiran Kristus
• Sunat dan Presentasi Tuhan
• Pemujaan terhadap orang Majus
• Penerbangan ke Mesir. Pembantaian orang-orang tak berdosa.
• Kembali ke Nazaret
• Masa Kecil Tuhan Yesus Kristus

Bagian II. Pelayanan Umum Tuhan Yesus Kristus

• Penampakan Tuhan Yesus Kristus dalam pelayanan publik dan peristiwa hidup-Nya sebelum Paskah pertama
• Paskah pertama pelayanan publik Tuhan Yesus Kristus
• Paskah Kedua Pelayanan Publik Tuhan Yesus Kristus
• Paskah Ketiga pelayanan umum Tuhan Yesus Kristus

Bagian III. Hari-hari terakhir kehidupan duniawi Tuhan Yesus Kristus

• Senin Putih
• Selasa Putih
• Rabu yang luar biasa
• Kamis Putih
• Jumat Agung
• Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus

Tentang buku "Rasul"

• Tentang kitab Kisah Para Rasul Suci
• Bagian satu. Gereja Kristus dari orang Yahudi
• Bagian kedua. Gereja Kristus di antara orang-orang kafir
• Pesan dewan
• Surat Rasul Suci Paulus
• Surat Pastoral Rasul Santo Paulus
• APOCALYPSE, atau Wahyu St. Yohanes Sang Teolog
• Analisis eksegetis tentang Kiamat

Uskup Agung Averky (Taushev) - Empat Injil. Rasul. Panduan Belajar Kitab Suci Perjanjian Baru - Kata Pengantar

Karya ini, yang kami sebut “Panduan Mempelajari Kitab Suci Perjanjian Baru” dan terdiri dari dua bagian: 1) “Empat Injil” dan 2) “Rasul”, tidak mengklaim orisinalitas. Ini hanya mewakili kumpulan data yang diambil dari sejumlah karya ilmiah pra-revolusioner dan buku teks tentang Kitab Suci Perjanjian Baru, yang diterbitkan di Rusia dan digunakan untuk pendidikan mandiri dan pelatihan di lembaga pendidikan agama kita. Dalam bentuknya yang sekarang, “Pedoman” kami adalah ringkasan dari kursus Kitab Suci Perjanjian Baru, seperti yang kami ajarkan selama tiga tahun (1951-1953) di Seminari Teologi Tritunggal Mahakudus, dibuka pada tahun 1948 oleh His Yang Mulia Uskup Agung Vitaly di Biara Tritunggal Mahakudus dekat desa Jordanville, New York.

Karya dan buku teks berikut digunakan dalam menyusun manual ini:

1. Uskup Michael. “Injil Penjelasan dalam Tiga Buku”;
2. Ep. Michael. “Rasul yang Cerdas: Kisah Para Rasul dan Surat-Surat Konsili”;
3. Uskup Feofan. “Kisah Injil tentang Allah Putra”;
4. Uskup Feofan. “Penafsiran Surat St. Rasul Paulus";
5. M.Barsov. “Kumpulan artikel tentang pembacaan Empat Injil yang interpretatif dan meneguhkan dalam dua jilid”;
6. M.Barsov. “Kumpulan artikel tentang pembacaan Kisah St. rasul";
7. M.Barsov. “Kumpulan artikel tentang pembacaan Kiamat yang bersifat penafsiran dan membangun”;
8. Prot. Pavel Matveevsky. “Kisah Injil tentang Allah Sang Sabda, Anak Allah, Tuhan kita Yesus Kristus, yang berinkarnasi dan menjadi manusia demi keselamatan kita”;
9. B.I.Gladkov. "Interpretasi Injil";
10. Pendeta T.Butkevich. “Kehidupan Tuhan Kita Yesus Kristus. Pengalaman penyajian sejarah-kritis Sejarah Injil"; Kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dunia
11. F.F.Farrar. "Kehidupan Yesus Kristus"; diterjemahkan oleh A.P. Lopukhin;
12. S.V.Kokhomsky. “Penjelasan tentang bagian terpenting dari Empat Injil”;
13. Prot. M.Kheraskov. “Tinjauan Interpretatif terhadap Kitab Suci Perjanjian Baru”;
14. A.V.Ivanov. "Panduan Kajian Kitab Suci Perjanjian Baru";
15. N.N.Glubokovsky. “Injil dan kabar baik tentang Kristus Juru Selamat dan karya penebusan-Nya”;
16. N.N.Glubokovsky. “Injil kebebasan Kristiani dalam surat St. Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia”;
17. Uskup Cassian. "Kristus dan generasi Kristen pertama."

Tentu saja, pertama-tama, semua karya penafsiran St. bapak-bapak khususnya St. John Chrysostom dan “Blagovestnik” Blzh. Theophylact, Uskup Agung. Bulgaria, serta disusun berdasarkan St. Penafsiran para Bapa terhadap Injil dalam "Daun Trinitas", yang diterbitkan sebelum revolusi di Rusia, dan "Interpretasi Patristik tentang Injil Matius", yang diterbitkan oleh majalah "Eternal" di bawah redaksi Uskup Methodius pada tahun-tahun terakhir ini di Paris dalam tiga buku.

Tanpa mengejar tujuan ilmiah khusus, penulis bermaksud untuk memberikan kepada mereka yang membaca dan mempelajari Kitab Suci Perjanjian Baru sebuah manual yang memberikan kunci pemahaman dan interpretasi yang benar, sesuai dengan ajaran Suci. Gereja Ortodoks - sebuah manual yang ada di sini, di luar negeri, pada tingkat ekstrim kekurangan buku dan publikasi semacam ini setidaknya dapat menggantikan sebagian semua buku teks dan manual pra-revolusioner Rusia sebelumnya. Sejauh mana dia mencapai tujuan ini, dia tidak berhak menilai. Penulis meminta untuk bersikap lunak terhadap karyanya, karena dia tidak memiliki kesempatan untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya pada karyanya, sebagaimana diperlukan oleh tingginya kepentingan subjek, tetapi mengerjakannya hanya secara pas-pasan. Namun dia bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan ini, percaya bahwa karyanya tidak akan sia-sia, dan meminta semua orang yang akan menggunakan “Manual” ini untuk mendoakan penulisnya.

Uskup Agung Averky

(Taushev, 1906–1976).

Panduan Belajar

Kitab Suci

Perjanjian Baru.

Rasul, Bagian 1

Pentingnya pesan-pesan ini dan sulitnya mempelajarinya

Dari semua penulis suci Perjanjian Baru, Rasul Paulus, yang menulis sebanyak empat belas surat, bekerja paling keras dalam penjelasan tertulis tentang ajaran Kristen. Menurut pentingnya konten mereka, mereka disebut beberapa "Injil kedua" dan selalu menarik perhatian para Bapa Suci Gereja dan musuh-musuh Kekristenan. Para Rasul sendiri, seperti yang kita lihat dari pesan konsili Rasul Suci Petrus, tidak mengabaikan ciptaan-ciptaan yang membangun dari saudara “tercinta” mereka, yang lebih muda dalam hal pertobatan kepada Kristus, tetapi setara dengan mereka dalam semangat pengajaran dan kasih karunia- hadiah yang terisi (2 Ptr ​​3:15-16) . Banyak Bapa dan Pujangga Gereja yang terlibat dalam penafsiran pesan-pesan Rasul Paulus. Sebagai tambahan yang perlu dan penting bagi ajaran Injil, surat-surat Rasul Paulus harus menjadi bahan kajian yang paling cermat dan tekun oleh setiap teolog Kristen.

Pada saat yang sama, kita tidak boleh melupakan ketinggian dan kedalaman pemikiran teologis Rasul suci, dan orisinalitas ekspresi, yang kadang-kadang mencapai titik yang tidak dapat dipahami dan menghentikan para penafsir Kitab Suci yang hebat seperti St. . John Chrysostom, Beato Jerome dan Beato Agustinus. Pesan-pesan ini mencerminkan pembelajaran ekstensif dan keakraban St. Rasul Paulus dengan Kitab Suci Perjanjian Lama, serta kedalaman pengungkapan ajaran Kristus Perjanjian Baru, yang buahnya adalah serangkaian kata-kata baru dan perkataan yang bersifat dogmatis atau bermoral, yang secara eksklusif dimiliki oleh Rasul Suci Paulus, seperti, "kebangkitan bersama"(Kol 2:12), "untuk disalibkan bersama Kristus"(Gal 2:19), "kenakan Kristus"(Gal 3:27) "menunda orang tua itu"(Kol 3:9), "diselamatkan oleh pemandian kelahiran kembali"(Titus 3:5), "hukum ruh kehidupan"(Rm 8:2), “di dalam anggota tubuhku… ada hukum lain yang berperang melawan hukum pikiran”(Rm 7:23), dll. Setiap pesan mengandung kebenaran doktrin dan ajaran moral Kristen, karena agama Kristen sendiri tidak hanya dikenal keyakinan- pengenalan kebenaran yang diketahui oleh pikiran, tetapi yang pasti kehidupan dengan iman, sesuai dengan iman ini.

Hubungan antara ajaran Rasul Paulus dengan kehidupannya

Surat-surat Rasul Paulus adalah buah dari semangat kerasulannya; ajaran-ajarannya yang tertuang di dalamnya merupakan cerminan utuh dari kehidupannya. Oleh karena itu, untuk lebih memahami pesan-pesannya, seseorang harus mempelajari kehidupannya dengan baik dan memahami karakter batin dari kepribadiannya. Untuk melakukan ini, tidak perlu menganalisis semua detail kehidupannya, yang kita ketahui dari kitab Kisah Para Rasul, tetapi kita hanya perlu memikirkan sisi dalam kehidupannya dan memahami fakta-fakta yang menurutnya. sesuai dengan instruksi Rasul sendiri, menjadi sumber baginya untuk menyelesaikan banyak masalah dogma dan ajaran Kristen tentang moralitas Kristen.

Kehidupan dan kepribadian Santo Rasul Paulus

“Aku adalah Rasul yang paling hina, dan aku tidak layak disebut Rasul, karena aku telah menganiaya gereja Tuhan. Namun oleh kasih karunia Tuhan aku adalah diriku yang sekarang; dan kasih karunia-Nya kepadaku tidak sia-sia.”(1 Kor 15:9-10) - beginilah ciri khas orang besar "Rasul Bahasa"(julukan yang digunakan Rasul Paulus untuk memasuki sejarah Gereja Kristen). Secara alamiah ia diberkahi dengan kemampuan mental yang kaya, ia dibesarkan dan dilatih menurut aturan-aturan Farisi yang ketat dan, dalam kata-katanya sendiri, berhasil dalam Yudaisme lebih dari banyak rekan-rekannya, karena ia sangat fanatik terhadap tradisi kebapakannya (Gal. 1:14 ). Ketika Tuhan, yang memilih dia dari rahim ibunya, memanggilnya untuk pelayanan Apostolik, dia mencurahkan seluruh energinya, seluruh kekuatan semangatnya yang besar untuk memberitakan nama Kristus di antara orang-orang kafir di seluruh dunia budaya pada waktu itu, setelahnya dia telah menanggung banyak dukacita dari kerabatnya yang buta dan getir terhadap Kristus.

Mempelajari kehidupan dan karya Rasul Suci Paulus menurut Kitab Kisah Para Rasul Suci, seseorang pasti akan kagum dengan energi luar biasa yang tidak dapat dihancurkan dari “Rasul Bahasa” yang agung ini. Sulit membayangkan bagaimana seseorang yang tidak memiliki tubuh yang kuat dan kekuatan fisik yang kuat (Gal. 4:13-14) dapat menanggung banyak kesulitan dan bahaya yang luar biasa seperti yang harus ditanggung oleh Rasul Paulus demi kemuliaan nama. Kristus. Dan yang paling luar biasa: ketika kesulitan dan bahaya ini berlipat ganda, kecemburuan dan energinya yang membara tidak hanya tidak berkurang, tetapi malah semakin berkobar dan menjadi keras seperti baja. Dipaksa mengingat eksploitasinya untuk membangun jemaat Korintus, dia menulis tentang mereka seperti ini:

“Saya jauh lebih sering melahirkan, terluka parah, lebih sering berada di penjara, dan sering kali hampir mati. Lima kali orang Yahudi mencambukku empat puluh dikurangi satu; tiga kali aku dipukul dengan tongkat, satu kali aku dilempari batu, tiga kali aku karam kapal, aku bermalam satu hari di tengah laut; Berkali-kali aku bepergian, dalam bahaya di sungai, dalam bahaya dari perampok, dalam bahaya dari sesama suku, dalam bahaya dari orang-orang kafir, dalam bahaya di kota, dalam bahaya di padang pasir, dalam bahaya di laut, dalam bahaya di antara kepalsuan. saudara-saudara, dalam bekerja dan dalam keadaan lelah, sering dalam berjaga-jaga, dalam keadaan lapar dan haus, sering kali dalam keadaan berpuasa, dalam keadaan kedinginan dan dalam keadaan telanjang” (2Kor. 11:23-27).

Membandingkan dirinya dengan para Rasul lainnya dan dengan rendah hati menyebut dirinya “yang paling kecil” di antara mereka, Santo Paulus tetap dapat mengatakan dengan segala keadilan: “Tetapi aku bekerja lebih keras dari pada mereka semua; namun bukan aku yang bekerja, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”(1 Kor 15:10).

Memang benar, tanpa rahmat Tuhan, orang biasa tidak akan mampu melakukan pekerjaan seperti itu dan mencapai begitu banyak prestasi. Sama seperti Paulus yang berani, lugas, dan tak tergoyahkan dalam keyakinannya di hadapan raja dan penguasa, dia juga tegas dan tulus dalam hubungannya dengan sesama Rasul: jadi suatu hari dia tidak berhenti bahkan sebelum mencela Rasul Petrus sendiri, ketika ini Rasul Agung memberikan alasan adanya keluhan di ibu kota paganisme di Asia Kecil Antiokhia(Gal 2:11–14). Fakta ini penting, antara lain, karena hal ini dengan jelas menentang ajaran palsu umat Katolik Roma bahwa Rasul Petrus yang kudus diangkat oleh Tuhan - “pangeran atas para Rasul lainnya” dan, seolah-olah, wakil Tuhan. Dirinya sendiri (dari mana Paus diduga menyandang gelar "pendeta Putra Allah"). Akankah Rasul Paulus yang kudus, seorang mantan penganiaya Gereja Kristus dan lebih lambat dari orang lain yang datang ke pelayanan Apostolik, berani mencela Wakil Tuhan Yesus Kristus Sendiri dalam Wajah Apostolik? Ini sungguh luar biasa. Santo Paulus mencela Santo Petrus sebagai orang yang sederajat, sebagai saudara dengan saudara.

Rasul Santo Paulus, yang awalnya memiliki nama Ibrani Saul, berasal dari suku Benyamin dan lahir di kota Tarsus di Kilikia, yang saat itu terkenal dengan akademi Yunani dan pendidikan penduduknya. Sebagai penduduk asli kota ini atau sebagai keturunan Yahudi yang keluar dari perbudakan warga negara Romawi, Paulus mempunyai hak sebagai warga negara Romawi. Di Tarsus Paulus menerima pendidikan pertamanya dan, mungkin, berkenalan dengan pendidikan kafir, karena jejak kenalannya dengan para penulis kafir terlihat jelas dalam pidato dan suratnya (Kisah Para Rasul 17:28; 1 ​​​​Kor 15:33; Titus 1:12 ). Dia menerima pendidikan utama dan terakhirnya di Yerusalem di akademi kerabian yang terkenal saat itu di bawah bimbingan guru terkenal itu Gamaliel(Kisah 22:3), yang dianggap sebagai ahli hukum dan, meskipun tergabung dalam kelompok Farisi, adalah orang yang berpikiran bebas (Kisah 5:34), dan pecinta hikmat Yunani. Di sini, sesuai dengan kebiasaan yang diterima di kalangan orang Yahudi, Saul muda belajar seni membuat tenda, yang kemudian membantunya mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya sendiri dengan jerih payahnya sendiri (Kisah 18:3; 2 Kor 11:8; 2 Tes. 3:8 ).

Saulus muda, tampaknya, sedang mempersiapkan diri untuk posisi rabi, dan oleh karena itu, segera setelah menyelesaikan pendidikan dan pendidikannya, ia menunjukkan dirinya sebagai seorang yang sangat fanatik terhadap tradisi Farisi dan penganiaya iman kepada Kristus: mungkin, dengan penunjukan dari Sanhedrin, ia menyaksikan kematian Stefanus, martir pertama (Kisah Para Rasul 7:58; 8:1), dan kemudian menerima kuasa untuk secara resmi menganiaya orang Kristen bahkan di luar Palestina di Damaskus (9:1–2). Tuhan, yang melihat di dalam dirinya sebuah bejana yang dipilih untuk diri-Nya sendiri, secara ajaib memanggilnya untuk pelayanan Apostolik dalam perjalanan ke Damaskus. Setelah dibaptis oleh Ananias, ia menjadi pengkhotbah yang bersemangat dari ajaran yang sebelumnya teraniaya. Dia pergi ke Arab sebentar, dan kemudian kembali ke Damaskus lagi untuk berkhotbah tentang Kristus. Kemarahan orang-orang Yahudi, yang marah karena pertobatannya kepada Kristus, memaksanya melarikan diri ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 9:23 - pada tahun 38 M), di mana ia bergabung dengan komunitas orang percaya. Karena upaya kaum Helenis untuk membunuhnya (9:29), dia pergi ke kampung halamannya di Tarsus. Dari sini, sekitar usia 43 tahun, dia dipanggil oleh Barnabas ke Antiokhia untuk berkhotbah, dan melakukan perjalanan bersamanya ke Yerusalem dengan membawa sedekah untuk orang yang kelaparan (Kisah 11:30). Segera setelah kembali dari Yerusalem, atas perintah Roh Kudus, Saulus, bersama Barnabas, memulai perjalanan kerasulan pertamanya, yang berlangsung dari tahun 45 hingga 51. Para rasul melewati seluruh Fr. Siprus, sejak Saul, setelah pertobatannya ke dalam iman gubernur Sergius Paulus, sudah dipanggil Paulus, dan kemudian mendirikan komunitas Kristen di kota-kota Asia Kecil Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra Dan Derbes. Pada tahun 51, Santo Paulus mengambil bagian dalam Konsili Apostolik di Yerusalem, di mana ia dengan gigih memberontak terhadap perlunya umat Kristen kafir untuk menjalankan ritual Hukum Musa. Kembali ke Antiokhia, Santo Paulus, ditemani Silas, melakukan perjalanan kerasulannya yang kedua. Pertama dia mengunjungi gereja-gereja yang telah dia dirikan di Asia Kecil, dan kemudian pindah ke sana Makedonia, tempat ia mendirikan komunitas Filipi, Tesalonika Dan Beria. Di Listra, Santo Paulus memperoleh murid kesayangannya Timothy, dan dari Troas melanjutkan perjalanan bersama Penulis yang bergabung dengan mereka Luka. Dari Makedonia, Santo Paulus pindah ke Yunani, tempat dia berkhotbah Athena Dan Korintus, setelah tinggal di 1 1/2 tahun terakhir. Dari sini dia mengirim dua pesan kepada jemaat Tesalonika. Perjalanan kedua berlangsung dari 51 hingga 54. Pada tahun 55, Santo Paulus pergi ke Yerusalem, mengunjungi Efesus dan Kaisarea di sepanjang jalan, dan dari Yerusalem ia tiba di Antiokhia (Kisah Para Rasul 17 dan 18 bab).